Berita Ciamis, galuh.id – Omset para pedagang di pasar Manis Ciamis mengalami penurunan selama masa penerapan PPKM darurat, termasuk penjual colok gembrung.
Yati (50), salah seorang penjual colok gembrung di Pasar Manis mengaku omsetnya menurun drastis hingga 50 persen.
Lantaran adanya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM darurat, omset jualannya pun mengalami penurunan.
Menurut Yati, dalam sehari pada kondisi normal, biasanya ia menjual colok gembrung 300 sampai 500 tusuk dengan harga Rp 1.000 per tusuknya.
“Akan tetapi, pada kondisi saat ini hanya bisa menjual 150 tusuk sehari. Itu pun selalu ada sisa dibawa ke rumah,” kata Yati, Rabu (28/7/2021).
Ia mengaku sudah berjualan colok gembrung selama 20 tahun. Hasil jualannya merupakan satu satunya penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidup.
“Untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga ya dari hasil jualan ini. Suami tidak berkerja. Hanya membuat colok gembrung yang saya jual di pasar,” jelasnya.
Hingga saat ini, ia belum pernah mendapatkan bantuan dari pemerintah, terutama bagi masyarakat yang terdampak pandemi Covid-19.
“Pemerintah seharusnya bijak dalam mengambil sebuah keputusan. Ketika banyak pedagang kecil seperti kami ini sangat terdampak,” ungkapnya.
Menurut Yati, penerapan PPKM darurat ini sangat berdampak besar bagi pedagang kecil.
“Harusnya pemerintah bisa buka mata untuk membantu masyarakat yang benar-benar terdampak,” ucapnya.
Yati pun berharap pandemi Corona ini segera berakhir dan kondisi kembali normal seperti biasanya sehingga jualannya bisa laku kembali.
“Adanya pembatasan masyarakat untuk beraktivitas membuat pasar menjadi sepi. Sehingga hanya ada satu atau dua orang saja yang membeli colok gembrung,” pungkasnya. (GaluhID/Aldi)
Editor : Evi