Ciamis, galuh.id – Galuh FC U17 harus mengakui kekalahan atas Persib U17 di babak 8 besar Piala Soeratin U-17 Zona Jawa Barat.
Pertandingan yang digelar di Stadion Lodaya, Kota Bandung, Senin (28/10/2019), berakhir dengan skor akhir 2-0.
Dua gol kemenangan Persib diborong Febriansyah menit 33 melalui penalti dan masa injury time babak kedua.
Kekalahan ini membuat Galuh FC U17 harus tersingkir dan tidak bisa melanjutkan perjuangan di babak selanjutnya.
Pertandingan antara kedua kesebelasan berlangsung ketat sejak kick-off. Galuh FC mampu memberikan perlawanan dengan tampil menyerang. Bahkan, Galuh FC lebih sering mengancam pertahanan Persib.
Seperti halnya pada menit ke-16, sepakan kapten tim Galuh FC, Javan Gandhi, harus susah payah diselamatkan oleh penjaga gawang Persib, Reikhan Arzaq.
Malapetaka datang saat pertandingan memasuki menit ke-33, Persib U17 mampu membuka skor melalui tendangan 12 pas alias penalti.
Pelanggaran yg dilakukan oleh pemain Galuh FC, M Fikri di kotak terlarang, dinilai wasit sebagai pelanggaran. Wasit kemudian menghukum Galuh FC dengan tendangan penalti untuk Persib.
Febriansyah, pemain Persib U17 yang menjadi eksekutor dengan percaya diri mengeksekusi penalti. Tendangannya berbuah gol sekaligus membawa Maung Ngora unggul 1-0.
Pada babak kedua, Persib malahan lebih sering diserang. Galuh FC yang tertinggal berusaha mencetak gol penyeimbang.
Namun Persib memastikan kemenangannya menjadi 2-0 pada masa injury time babak kedua.
Skor kedua Persib tercipta setelah bola hasil eksekusi tendangan bebas, Febriansyah gagal ditepis oleh penjaga gawang Galuh FC, Cucu Setiadi.
Namun sayang, meski Galuh FC menguasai pertandingan, namun keberuntungan tidak berpihak pada tim yang dimanajeri oleh Andang Irpan tersebut.
“Saya puas dengan penampilan anak-anak Galuh FC yang tampil percaya diri. Mereka berjuang sudah maksimal, meski sejak awal saya kurang sreg dengan ukuran lapangan dan lokasinya memang tidak netral,” kata Andang.
Diketahui, Galuh FC U17 melenggang mulus ke babak 8 setelah di penyisihan Grup dengan sistem setengah kompetisi berhasil menjadi juara Grup G.
Galuh FC U-17 menyelesaikan laga penyisihan Grup G yang berlangsung di lapang Pupuk Kujang, Cikampek, Kabupaten Karawang.
Galuh FC U17 berhasil melibas lawan- lawannya seperti Geger Sayid Indramayu U-17, PSIT Cirebon U-17 dan Blaster FC Karawang U-17.
Pada babak selanjutnya, yaitu 24 besar dan 16 besar mengunakan sistem gugur atau knock-out, pada fase ini pertandingan dipusatkan di Kota Banjar Patroman dengan memakai 3 lapang, yakni Lapang Raharja, Lapang Sport Center Langensari dan lapang Ekadaya Warung Buah.
Galuh FC yang menjadi juara grup G mendapatkan bye otomatis lolos ke babak 16 dan menghadapi Persikas Kabupaten Bekasi yang sebelumnya berhasil mengalahkan Patriot CB Kota Bekasi di babak 24 besar.
Pertandingan antara Galuh FC dengan Persikas yang berlangsung di Lapang Ekadaya, Warung Buah, Kota Banjar berakhir dengan kedudukan 2-1, Kamis (24/10). Galuh FC lolos pun ke babak 8 besar.
Hanya sayang, pertandingan 8 besar sampai final yang sedianya dijadwalkan mulai 26 Oktober hingga 29 Oktober 2018 akan digelar di Stadion Sport Center, Langensari, Kota Banjar, tiba-tiba dipindah oleh Asprov PSSI Jawa Barat selaku penyelenggara ke Lapang Sintetis Lodaya, Bandung, mulai 28 hingga 31 Oktober 2019.
Padahal Stadion Sport Center, Langensari, Kota Banjar ini merupakan lapang yang berstandar dan representatif untuk menggelar Piala Soeratin. Lokasinya netral dan semua Tim Soeratin yang lolos dari babak penyisihan sudah berada di kota Banjar.
Soal pemindahan venue pertandingan ini, manager Galuh FC Andang Irpan buka suara, meski dirinya kecewa atas pemindahan venue tapi tetap meski legowo.
“Kami jalani pertandingan babak 8 besar itu dengan penuh optimisme, yang semestinya di tempat netral. Galuh FC pada akhirnya siap bertanding melawan siapa saja dan di lapang mana saja,” tegasnya.
Lebih lanjut, Andang memberikan saran untuk pembinaan dan pengembangan sepakbola usia muda melalui kompetisi Piala Soeratin ini, ke depan direncanakan dengab matang dan dilaksanakan di Lapang yang representatif dan fair play.
Apalagi kalau sudah masuk babak 8 besar, lokasi pertandingan yang netral harus menjadi pilihan prioritas.
Dia mencontohkan gelaran Piala Soeratin yang diselenggarakan di Jawa Tengah memakai sistem home away agar bisa memberikan kesempatan kepada tim untuk lebih banyak pengalaman bertanding. (GaluhID/Dhi)