Ciamis, galuh.id – Dalam penghujung Desember 2024, tiga kejadian tanah longsor melanda Kabupaten Ciamis akibat hujan deras yang terus mengguyur wilayah tersebut.
Intensitas curah hujan yang tinggi menyebabkan longsor di tiga desa berbeda, yaitu Desa Nasol di Kecamatan Cikoneng, Desa Budiharja di Kecamatan Sindangkasih, dan Desa Maparah di Kecamatan Panjalu.
Longsor di Desa Nasol Kecamatan Cikoneng
Peristiwa pertama terjadi pada Rabu, 25 Desember 2024, sekitar pukul 15.25 WIB di Dusun Batumalang RT 041/RW 015.
Tebing bahu jalan sepanjang 8 meter dengan ketinggian 15 meter mengalami longsor, mengancam akses jalan yang menghubungkan Dusun Batumalang dan Dusun Sigung 2.
Kepala Pelaksana BPBD Ciamis, Ani Supiani, menyatakan bahwa pihaknya segera melakukan kaji cepat di lokasi kejadian dan mendistribusikan bantuan darurat berupa terpal dan karung kepada warga terdampak.
Namun, hingga kini proses perbaikan tebing belum dapat dilakukan karena masih menunggu surat pernyataan bencana dari pihak berwenang.
Longsor di Desa Budiharja Kecamatan Sindangkasih
Pada hari yang sama, pukul 15.00 WIB, longsor kembali terjadi di Dusun Sukamaju RT 021/RW 006.
Tebing setinggi 7 meter dengan panjang longsoran 10 meter runtuh, merusak bagian belakang rumah milik Didi Suryadi.
Akibatnya, dua kepala keluarga dengan total 10 jiwa terdampak secara langsung.
BPBD Ciamis memberikan bantuan berupa terpal, karung, dan sembako kepada korban terdampak.
Selain merusak rumah, longsoran ini juga mengancam jalan desa yang menjadi penghubung antar dusun di wilayah tersebut.
Longsor di Desa Maparah Kecamatan Panjalu
Peristiwa ketiga terjadi pada Senin, 30 Desember 2024, pukul 09.00 WIB di Dusun Karangluhur RT 051/RW 021.
Tebing setinggi 60 meter dengan panjang 20 meter mengalami longsor besar yang menyebabkan putusnya saluran irigasi Bahara Kiri, mengakibatkan sawah seluas 25 hektare tidak dapat teraliri air.
Selain merusak lahan pertanian, longsoran juga menyebabkan sempadan Sungai Cimuntur tertutup material tanah yang runtuh.
Menurut Ani Supiani, dampak longsor di Maparah cukup serius karena berpengaruh langsung pada sektor pertanian setempat.
Hingga kini, belum ada bantuan yang diberikan mengingat proses perbaikan masih menunggu surat pernyataan bencana dari pihak terkait.
BPBD Ciamis terus melakukan pemantauan di ketiga lokasi bencana sambil menunggu dukungan tambahan dan prosedur administratif untuk mempercepat penanganan.
Ani Supiani juga mengimbau masyarakat agar tetap waspada terhadap potensi longsor susulan mengingat curah hujan yang diperkirakan masih tinggi dalam beberapa waktu ke depan.
Tiga kejadian tanah longsor di Ciamis sepanjang akhir Desember 2024 ini menimbulkan dampak signifikan pada infrastruktur dan kehidupan masyarakat setempat.
Koordinasi antara BPBD, pemerintah desa, dan warga sangat diperlukan untuk mempercepat penanganan dan mencegah risiko bencana lebih lanjut. (GaluhID/Tegar)