Jumat, November 22, 2024

Wakil Ketua NU Ciamis: Aksi Pembakaran Bendera Rentan Dimanfaatkan Untuk Kampanye Politik

Baca Juga

Ciamis, Galuh ID – Aksi pembakaran bendera bertuliskan kalimat tauhid pada peringatan Hari Santri, Senin (22/10/2018) di Limbangan, Garut menjadi sorotan publik. Kecaman datang dari berbagai kalangan. Aksi yang dilakukan oleh oknum Banser tersebut terekam video dan menjadi viral di media sosial.

Polres Garut bergerak cepat dengan mengamankan para pelaku. Kapolres Garut AKBP Budi Satria Wiguna mengatakan, tiga orang yang diamankan belum berstatus tersangka. Polisi masih mendalami kasus pembakaran bendera tersebut.

Budi mengatakan, pembakaran dilakukan karena orang-orang tersebut menduga bendera itu adalah bendera HTI. “Tidak sekonyong-konyong Banser masa tidak mengerti apa arti tauhid. (Mereka melihat) ada sesuatu yang melanggar ketentuan ini bendera yang dilarang negara,” ucap Budi.

Sementara itu pro kontra terjadi antara MUI dan Pihak Kepolisian. MUI mengatakan jika yang dibakar adalah bendera tauhid, karena tidak ada tulisan HTI (Hizbut Tahrir Indonesia). Seperti dikemukakan oleh Waketum MUI Yunahar Ilyas bahwa bendera yang dibakar itu bertuliskan kalimat tauhid, bukan bendera HTI.

“Dalam perspektif MUI karena tidak ada tulisan Hizbut Tahrir Indonesia, maka kita mengatakan kalimat tauhid. Kalau menjadi milik partai kelompok, harus ada desain yang berbeda atau warna yang berbeda tidak persis meng-copy seperti dalam sejarah,” ujar Yunahar.

Hal ini berbeda dengan Polda Jabar yang menyebut bendera berkalimat tauhid yang dibakar oknum anggota Banser di Garut merupakan bendera Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).

“Hasil pemeriksaan bendera yang diinjak dan dibakar adalah bendera HTI,” ungkap Kapolda Jabar Irjen Agung Budi Maryotodi Mapolda Jabar, Jalan Soekarno Hatta, Kota Bandung, Selasa (23/10/2018).

Sementara itu, Arief Ismail Chowas, wakil ketua NU Ciamis, terkait pembakaran bendera ini menghimbau masyarakat Ciamis untuk tenang dan jangan terpancing isu yang belum tentu kebenarannya.

“Masyarakat muslim harus sadar dan paham dimana melaksanakan syari’at Islam dalam bernegara, mohon kepada masyarakat jangan mudah menilai sesuatu yang belum benar kebenarannya,” ujarnya.

Arief Ismail Chowas juga mengatakan jika aksi pembakaran bendera ini rentan dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu untuk kampanye politik.

“Masyarakat tenang dan bertanya pada pihak yang lebih tahu, karena tahun ini juga tahun politik takutnya dijadikan sebagai bahan kampanye oleh pihak tertentu. Sabar dan jangan terpancing isu yang belum tentu kebenarannya,” pungkasnya.

(K. Putu Latief)

- Advertisement -

Tinggalkan Balasan

- Advertisement -
 
 
Berita Terbaru

Dinding Rumah Warga Tambaksari Ciamis Jebol Akibat Dorongan Tanah

Ciamis, galuh.id - Dinding rumah warga di Kecamatan Tambaksari, Kabupaten Ciamis, jebol akibat dorongan tanah dan resapan air, Kamis...

Artikel Terkait