“Perlunya para pengrajin kerupuk melakukan konsolidasi untuk menyikapi bahan baku yang terus naik. Dan melakukan standarisasi dan penyesuaian harga,” ungkapnya.
Wawan melanjutkan, pengusaha pengrajin kerupuk selama ini masih bergerak sendiri-sendiri.
Sehingga saat ada permasalahan dalam menjalankan usaha, tidak ada wadah yang menyikapi dan menyelesaikan setiap masalah yang muncul.
Dari musyawarah tersebut, para pengrajin kerupuk tersebut mufakat mengubah harga jual kerupuk dari yang semula 200 rupiah menjadi 250 rupiah.
Para pengrajin kerupuk ini sebenarnya tidak ingin menaikan dan mengubah harga jual agar terjangkau oleh daya beli konsumen.
Namun karena ongkos produksinya terus naik, mereka pun terpaksa menaikan harga jual kerupuk.
“Dengan ongkos produksi yang terus naik, kami terpaksa menaikan harga kerupuk. Karena banyak keluarga yang harus dihidupi dari rantai usaha ini,” tandasnya. (GaluhID/Naldo)
Editor : Evi