Berita Jabar, galuh.id – Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyoroti ketidakadilan fiskal terhadap bantuan yang diberikan pemerintah pusat kepada masyarakat di wilayah provinsi Jabar.
Ridwan Kamil menilai, cara pemerintah pusat dalam menyalurkan bantuan, tidak proporsional.
Seperti yang diketahui, provinsi Jawa Barat memiliki jumlah penduduk yang lebih besar dibanding provinsi lainnya.
Namun anggaran yang diberikan pemerintah pusat lebih sedikit dibanding provinsi lain yang penduduknya lebih sedikit.
Ridwan Kamil atau biasa disapa Kang Emil ini menjelaskan, saat ini terdapat peningkatan jumlah peduduk Jawa Barat yang diberi subsidi.
Populasi Penduduk Jawa Barat
Yakni dari 9,4 juta jiwa menjadi 38 juta jiwa atau lebih dari dua pertiga dari total 50 juta jiwa populasi penduduk di Jawa Barat.
Kang Emil berkata, perspektif anggaran yang perlu diterapkan pemerintah pusat ke daerah harusnya berdasarkan jumlah penduduk, bukan jumlah wilayah.
Contohnya, berkaitan dana desa yang dibagikan berdasarkan jumlah desa, bukan jumlah penduduk.
“Jadi, ada ketidakadilan fiskal. Cara pemerintah pusat memberikan dana kepada daerah, proporsi penduduk itu tidak pernah dijadikan patokan. Dan terasanya itu pada saat Covid-19,” ujar Emil, di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Kamis (7/5/2020).
Menurut Kang Emil, jika anggaran dari pemerintah pusat disesuaikan dengan jumlah penduduk, maka menolong orangnya akan lebih berkualitas.
Seperti yang terjadi di provinsi lain, penduduknya sedikit tapi anggarannya lebih banyak.
Lebih lanjut Kang Emil mengatakan, dampak ekonomi sosial dari pandemi Covid-19 membuat kurang lebih dua pertiga dari total populasi Jabar membutuhkan bantuan negara.
Untuk itu, kepekaan atau solidaritas sosial diperlukan untuk membantu sesama, khususnya bertepatan momentum bulan suci Ramadan.
“Dari kaca mata kami, narasi pembatasan sosial kedaruratan berubah menjadi solidaritas sosial. Apalagi ini bulan Ramadan, bulan keberkahan, bulan tolong menolong,” kata Emil.
Kang Emil juga menambahkan, saat ini jumlah pasien positif Covid-19 di Jawa Barat yang dirawat di rumah sakit mengalami penurunan.
Di akhir April, pasien positif Covid-19 yang dirawat di rumah sakit berjumlah sekitar 400 pasien. Kemudian di awal Mei, jumlah pasien yang dirawat menurun, menjadi 300-an.
Selain itu, angka kematian akibat Covid-19 juga mengalami penurunan. Dari 7 kematian per hari menjadi 4 kematian per hari.
Begitu pun dengan angka kesembuhan pasien Covid-19 yang mengalami kenaikan hingga 2 kali lipat.
“Ini adalah berita baik. Kita berharap tren positif ini dapat terus terjaga,” pungkas Emil. (GaluhID/Evi)