Minggu, November 24, 2024

Dari Jateng, Satu Keluarga Nekad Mudik Jalan Kaki ke Bandung

Baca Juga

Berita Jabar, galuh.id – Karena sudah tak punya uang dan berhenti bekerja sebagai buruh konveksi, satu keluarga memutuskan mudik dengan berjalan kaki.

Meski pemerintah telah mengeluarkan larangan, mereka tetap memaksa mudik untuk selamanya tinggal di Soreang kampung halamannya.

Pemudik itu bernama Dani (38) warga Soreng dan istrinya Masitoh (35) warga Medan. Sementara 2 anak perempuannya Mamta (3,8) dan Hanung (1,5).

Dani mengaku sudah 6 hari melakukan perjalanan dari Gombong Kebumen, Jawa Tengah.

“Saat ini perjalanan baru mencapai Ciamis,” katanya di sekitar Jalan Jenderal Ahmad Yani Ciamis, Jumat (7/5/2021) siang.

Ia terpaksa melakukan mudik dengan berjalan kaki karena sudah tidak lagi bekerja di Gombong.

Daripada harus hidup dengan hutang, maka ia memutuskan untuk pulang saja.

Dani sekeluarga berangkat dari Gombong pada Minggu (2/5/2021) setelah ashar atau sekitar pukul 15.30 WIB.

Saat berangkat mudik, Dani dan keluarganya hanya berbekal uang sebesar Rp 150.000 saja.

Namun untuk makan mereka tidak kesulitan. “Karena sepanjang jalan banyak yang memberi makanan maupun minuman,” ungkapnya.

Sementara Masitoh istri Dani, mengaku kuat berjalan kaki meskipun salah satu anaknya yang masih berusia 1,5 tahun masih menyusu ASI.

Ia pun bertekad untuk pulang walau harus dengan berjalan kaki. Asalkan sampai tujuan ke rumah suaminya di Soreang.

Selama perjalanan memakan waktu 1-3 jam. “Kami istirahat untuk menyusui atau memberi makan anak. Selepas itu berangkat lagi,” ucapnya.

Setelah isya ia memutuskan untuk berhenti dan berisitirahat. Untuk tempat tidur kadang di Mesjid atau Musala maupun pom bensin.

“Yang terpenting ada tempat untuk tidur buat anak,” katanya.

Mudik Jalan Kaki Takut Dituduh Penipu

Setelah tinggal dan menetap di Bandung bersama suaminya nanti, ia mengaku tidak mempunyai rencana apapun untuk kehidupan ke depan.

Saat ini yang ia pikirkan adalah bisa sampai ke Bandung walaupun dengan cara berjalan kaki.

Kepala Desa Tigaherang, Rajadesa Ciamis, Abdul Muhyi mengaku tidak sengaja melihat satu keluarga sedang berjalan kaki.

“Awalnya melihat ia di pinggir jalan. Sedang makan dan minum dengan kedua anaknya. Lalu saya samperin,” terangnya kepada galuh.id.

Kepada Abdul, Dani mengaku sedang melakukan perjalanan dari Gombong Kebumen Jateng menuju Soreang Bandung Jabar dengan berjalan kaki.

Abdul saat itu pun kaget dan merasa iba, apalagi ada anak yang masih balita. Ia lalu memutuskan untuk membantu mereka.

Saat ia menawarkan bantuan dengan cara menumpang mobil miliknya, mereka menolak. “Takut dituduh yang macam-macam,” tuturnya.

Dalam situasi seperti ini, mereka takut orang menyangka penipu yang mengaku-ngaku berjalan kaki.

Padahal kenyataannya mereka memang mudik jalan kaki dari Gombong Kebumen, Jateng.

“Ya intinya ia menghindari hal itu,” tutur Abdul.

Setelah lama berbicara dan sedikit memberi bantuan, Abdul mencoba membujuk kembali untuk mengantarkan mereka.

Akhirnya kata Abdul, Dani beserta istri dan kedua anak balitanya pun mau menumpang di mobilnya.

Satu keluarga tersebut Abdul antarkan sampai Jalan Jendral Sudirman, tepatnya dekat Kantor Polres Ciamis.

“Ia keukeuh ingin ke Bandung jalan kaki. Makanya saya turunkan di Jalan Jendral Sudirman atas permintaannya,” pungkas Abdul. (GaluhID/Tony)

Editor : Evi

- Advertisement -

Tinggalkan Balasan

- Advertisement -
 
 
Berita Terbaru

Masa Tenang, KPU dan Bawaslu Ciamis Bersihkan APK Pilkada 2024

Ciamis, galuh.id - Memasuki masa tenang, KPU dan Bawaslu bersama unsur gabungan TNI-Polri, Satpol PP dan unsur pemerintah Ciamis...

Artikel Terkait