“Mungkin konstruksi bangunannya yang kurang kuat, padahal jembatan ini katanya kuat menahan beban 3 ton,” ungkap Memed.
Memed menyampaikan jika dihitung beban puluhan santri yang masih duduk di kelas 1 SMP tersebut sekitar 1 ton.
Hal tersebut dibuktikan dengan mengelupasnya kail yang menahan penyangga jembatan tersebut.
Sementara itu, Memed menjelaskan para santri tersebut bermaksud merayakan atau tasyakur setelah khatam Al-Quran, yaitu dengan makan nasi liwet.
Makan nasi liwet bersama itu di pinggir Sungai Cileueur , namun sebelum matang para santri berswafoto di jembatan gantung.
“Kata santri yang menjadi korban, mereka foto bersama berjejer di atas jembatan itu, kemungkinan 30-40 santri, tiba-tiba jembatan ambruk,” pungkasnya.(GaluhId/Ardiansyah)