“Karena salah satu penilaian Adiwiyata itu dari realisasi dana BOS. Contoh dari sisi perlengkapan sarana prasarana yang dananya dari BOS, itu kan ketersediaan sarprasnya menjadi penilaian,” katanya.
Senada dengan Kepala SMPN 1 dan SMPN 2 Banjar, Kepala SMP Negeri 3 Kota Banjar, Nia Kurniasih juga menjelaskan hal serupa.
Menurut Nia, pihaknya membantah setegas-tegasnya informasi tidak benar itu.
“Informasi itu tidak benar, karena sekolah kami selalu memanfaatkan dana BOS dengan baik, bahkan hingga dapatkan prestasi,” ujarnya.
Apalagi SMP Negeri 3 Kota Banjar merupakan Sekolah Menengah Pertama satu-satunya yang lolos sebagai sekolah penggerak.
“Kami satu-satunya SMP yang lolos menjadi sekolah penggerak, dan untuk lolos itu syaratnya pengelolaan dana bos dengan baik,” ujar Nia.
“Jadi kami tegaskan, informasi dugaan korupsi itu tidak benar,” sambungnya.
Tuduhan Korupsi Dana BOS di Sekolah Banjar, Penggiringan Opini
Di tempat terpisah, pemerhati informasi publik yang juga Ketua LBH Panglima Kota Banjar, Andi Maulana menyayangkan telah terjadi tuduhan ke beberapa sekolah negeri favorit di wilayahnya.
Terlepas apa kepentingannya, kata Andi, yang jelas penggiringan opini yang menurutnya sepihak itu jelas merugikan nama baik sekolah.
Ia pun berharap seluruh pihak bisa cerdas menyaring informasi dengan mempertimbangkan aspek keberimbangan.