Berita Banjar, galuh.Id – Ratusan massa yang tergabung dalam Forum Umat Islam (FUI) dan masyarakat Banjar melakukan orasi di halaman Alun-alun Masjid Agung Kota Banjar, Sabtu (27/6/2020).
Mereka menuntut Rancangan Undang-Undang (RUU) Haluan Ideologi Pancasila (HIP) dicabut.
Terlihat emak-emak dengan lantang berorasi mendesak seluruh fraksi di DPR berhenti melakukan pembahasan RUU HIP. RUU tersebut dianggap bisa mengancam Pancasila yang sudah final.
“Kita menolak RUU yang mengganti Pancasila menjadi Ekasila,” kata orator Hj Yati Suryati, perwakilan Persistri Banjar.
“Kami mendesak pimpinan dan seluruh fraksi-fraksi di DPR menghentikan pembahasannya menjadi UU. Karena di dalamnya terdapat upaya penyerapan Pancasila yang sudah difinalkan menjadi trisila kemudian menjadi ekasila dan mengganti sila ke-1, itu akan berpotensi membangkitkan faham komunisme yang anti agama,” katanya.
Massa aksi terlihat geram dengan RUU HIP tersebut, karena dianggap akan menghidupkan kembali komunisme di Indonesia dan akan bahayanya komunisme bagi masa depan bangsa, sambil meneriakan takbir.
“Mengingat besarnya bahaya komunisme bagi masa depan bangsa yang akan menguat jika RUU HIP disyahkan, demi menjaga NKRI sebagai “baldatun thoyyibatun wa rabbun ghafur”. Mari kita tunjukan bahwa umat Islam dan masyarakat kota Banjar bersatu menolak RUU HIP dan anti komunisme dengan kompak dan damai,” ungkapnya.
Pantauan Galuh ID, massa mulai berkumpul di halaman Alun-alun Masjid Agung Banjar sejak pukul 09.00 WIB.
Arus lalu lintas di depan Alun-alun kota Banjar terlihat normal. Petugas kepolisian tampak mengatur arus lalu lintas agar massa tidak menutup akses jalan raya.
Terlihat pula sebagian TNI dan kepolisian berjaga-jaga untuk mengamankan aksi dari hal-hal yang tidak diharapkan.
Sebagian besar pengunjuk rasa terlihat menggunakan masker. Sayangnya mereka tidak menerapkan pembatasan jarak fisik. Jarak antara pengunjuk rasa tidak sampai satu meter.
Namun, orator Forum Umat Islam selalu mengingatkan massa untuk mematuhi ketentuan protokol kesehatan selama aksi.
“Kasih jarak, jangan bergerombol. Biar tempatnya agak lapang,” katanya. (GaluhID/Riyan)