Tahapan Desa wisata terdiri dari rintisan, pengembangan, desa wisata maju, desa wisata mandiri.
”Dirintis silakan oleh desa. Perdesnya ada sebagai payung regulasi di desa. Pengelolanya jelas siapa,” ucap Wasdi.
Nanti pada pengembangannya, desa bisa saja meminta intervensi APBD kabupaten atau misalnya mau difasilitasi oleh pemerintah kabupaten untuk ada investor.
Muncul Investor Lokal
Diharapkan muncul investor-investor lokal yang memajukan desanya dengan modal usaha sehingga berkembang. Bukan hanya ramainya, tapi juga pertumbuhan ekonominya.
Sebab, tolok ukur daya saing pariwisata itu ada 3 aspek. Yaitu jumlah kunjungan, lama kunjungan, dan pendapatan.
”Pendapatan ini bukan hanya pendapatan pemerintah. Tapi juga pendapatan masyarakat,” ujarnya.
Dalam situasi pandemi ini, Wasdi mengimbau dan meminta pengelola wisata di Ciamis untuk meningkatkan kewaspadaan sehingga Covid-19 bisa dicegah penularannya.
Karena kesehatan berada di atas kepentingan pendapatan. Bahkan untuk situasi tertentu mungkin saja ada penutupan tempat wisata.
”Tapi secara umum kami meminta ada peningkatan kewaspadaan. Minimal 3M, memakai masker, mencuci tangan dengan sabun dan menjaga jarak,” pungkasnya. (GaluhID/Evi)