“Apakah dengan metode dan proses yang dilakukan Shin Tae-yong ini bisa diterapkan dan ditransformasi ke klub sehingga melahirkan liga yang kuat. Faktanya, katanya pelatih yang beri saran pada saya, belum ada,” sambung Haruna.
Metode Latihan Shin Tae-yong Berbeda dengan Klub Liga 1
Dalam pandangan Haruna, metode latihan Shin Tae-yong di Timnas Indonesia sangat berbeda dari mayoritas klub di Liga 1.
Sehingga faktor tersebutlah yang membuat Shin Tae-yong tak pernah mendapatkan pemain yang sesuai dengan harapannya.
“Mayoritas klub Liga 1 melakukan proses dari kaki ke kaki. Proses build-up dari bawah. Tapi proses latihan game plane Shin Tae-yong justru direct ball. Wajar jika Shin Tae-yong menerima pemain yang tidak siap,” kata Haruna.
Bukan hanya itu saja, Haruna bahkan menyebut Timnas Indonesia belum memiliki perubahan apapun bersama Shin Tae-yong.
Kesimpulan itu ia ambil saat Timnas Indonesia gagal jadi juara Piala AFF 2020, malah kembali menyabet gelar runner-up keenam kalinya.