Kasus Bupati Pangandaran vs Warga Berakhir Damai

Berita Pangandaran, galuh.id - Kasus Bupati Pangandaran Jawa Barat, Jeje Wiradinata yaitu dugaan pemukulan terhadap warga berakhir damai. Menurut Kasat Reskrim Polres Pangandaran AKP Luhut Sitorus, pihak pelapor telah mencabut laporannya. "Selesai, kedua belah pihak sudah saling minta maaf. Mereka itu kan teman," kata Luhut, Senin (2/1/2023). Sementara itu, Bupati Pangandaran Jeje Wiradinata menyampaikan alasan mengenai damainya perseteruan yang terjadi pada malam tahun baru itu. Ia pun membenarkan bahwa kasus tersebut telah selesai. Adapun alasannya yaitu untuk menjaga suasana kondusifitas di masyarakat. Jeje mengatakan, saat informasi pembukaan segel tempat hiburan oleh seorang oknum itu menyeruak, tidak lama muncul rencana aksi. Bahkan sudah ada ribuan orang berkumpul. Ribuan massa yang berkumpul di Alun-alun Paamprokan Pangandaran itu terdiri dari beberapa elemen masyarakat, salah satunya para ulama. Mereka berkumpul dan akan melakukan aksi karena kekesalannya kepada warga yang merobek segel tempat hiburan. "Saya berterima kasih. Banyak warga yang mendukung," kata Jeje. Namun aksi itu lanjut Jeje, berhasil ia redam bersama pihak Polres Pangandaran. "Saya ingin kondusif, mereka alhamdulillah bisa diredam dan harus mengambil langkah yang tidak memicu keributan," tuturnya. Mengenai perdamaian dengan Nandang Suhendar (orang yang merobek segel tempat hiburan malam), Jeje menegaskan ia ingin menjaga suasana kondusif. "Ya betul. Tadi pagi pelapor saudara Nandang Suhendar atau Ujang Bendo telah sepakat untuk islah dan damai," ujarnya. Bupati Pangandaran Tegaskan Tak Ada Pemukulan Jeje juga menyadari bahwa pihaknya ingin bertanggung jawab sebagai Bupati untuk menjaga kondusifitas wilayahnya. Orang nomor satu di Pangandaran itu mengatakan pihak pelapor sudah mencabut laporan dan meminta maaf. Ia juga menyampaikan permintaan maaf karena kelewat emosi. "Penutupan tempat hiburan memang suatu hal prinsip bagi saya, maka saya juga meminta maaf atas emosi yang tidak terkendali itu," jelasnya Menurutnya, penutupan tempat hiburan malam itu merupakan tindakan tegas dan tidak ada lagi tawar menawar karena ada kepentingan umat besar. "Karena kepentingan untuk yang lebih besar, maka harus tindak tegas," ucapnya. Adapun mengenai sikapnya marah-marah saat sidak yang berujung pada pelaporan kepada polisi, Jeje menyebut itu merupakan caranya berbicara dengan seseorang sesuai karakternya. "Karena dia (Ujang Bendo) karakternya keras, maka saya juga harus seperti gatot kaca," katanya. Jeje kembali menegaskan tidak ada sama sekali pemukulan yang ia lakukan saat kejadian itu. Ia mengaku hanya mengusap pipi Ujang Bendo. "Tidak saya pukul, hanya mengusap wajahnya agar sadar sambil istigfar," tutupnya. (GaluhID/Arul) Editor : Evi

Kasus Bupati Pangandaran vs Warga Berakhir Damai

TINGGALKAN KOMENTAR Batal membalas

Jelang Laga Timnas U-23 Vs Yordania, Shin Tae-yong: Kami Bisa Tampil Bagus

Erick Thohir Optimis Timnas Indonesia U-23 Bisa Kalahkan Yordania

Temuan Kerangka Manusia Hebohkan Warga Tasikmalaya

Partai Golkar Ciamis Dukung Herdiat Maju Kembali di Pilkada 2024

Cuaca Ekstrim, Rumah di Baregbeg Ciamis Ambruk

Artikel Terkait