Hal tersebut dilakukan untuk pengalihan situasi, agar para suporter itu tidak turun ke lapangan dan mengejar pemain.
Namun, dalam penanganannya, akhirnya petugas melakukan tembakan gas air mata setelah sebelumnya sempat saling kejar-kejaran.
Pasalnya tindakan dari para suporter tersebut, anarkis dan membahayakan keselamatan para pemain dan ofisial.
“Karena gas air mata itu, mereka pergi keluar ke satu titik, di pintu keluar. Kemudian terjadi penumpukan dan sesak nafas, kekurangan oksigen,” ungkap Nico.
Sementara itu, Bupati Malang M. Sanusi menyatakan seluruh biaya pengobatan para suporter akan ditanggung sepenuhnya oleh Pemerintah Kabupaten Malang.
“Kami mengerahkan seluruh ambulans untuk proses evakuasi dari Stadion Kanjuruhan,” tutur Sanusi dalam keterangan persnya.
“Untuk yang sehat dan dirawat, biaya semua akan ditanggung oleh Pemerintah Kabupaten Malang,” pungkasnya. (GaluhID/Dhi)