Berita Ciamis, galuh.id – Ketua DPRD Ciamis Nanang Permana menjenguk pasien korban keracunan makanan di Puskesmas Cigayam Banjaranyar, Kamis (3/6/2021).
Ia pun menyampaikan bela sungkawa dengan kejadian keracunan masal yang menimpa warga Desa Pasawahan dugaan lantaran menyantap kupat tahu ini.
“Saya ikut bela sungkawa dan prihatin. Semoga semua korban bisa teratasi oleh tenaga medis yang ada di Puskesmas Cigayam ini,” ucapnya.
Saat ini kata Nanang, warga yang menjadi korban keracunan makanan terlihat sudah membaik dan sebagian pasien sudah ada yang bisa pulang.
Harapannya adanya kejadian ini menjadi pemicu untuk selalu berhati-hati dalam mengkonsumsi makanan. Agar kejadian serupa tidak terulang lagi.
Kabarnya lanjut Nanang, kejadian berawal setelah warga mengkonsumsi kupat tahu. Jadi, yang perlu penelusuran apakah ini karena kupatnya atau tahunya.
“Tapi menurut informasi, itu karena tahunya. Tapi air yang mereka minum pun harus perhatikan,” terangnya.
Nanang meminta kepada Dinas Kesehatan Ciamis agar melakukan pemeriksaan perizinan Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT) kaum industri.
“Saya minta kaum indutri di Kabupaten Ciamis, khususnya wilayah Banjarsari dan Banjaranyar agar periksa PIRT-nya,” ucapnya.
Menurutnya, kaum industri yang mengolah makanan, perizinannya tidak cukup hanya PIRT saja. Namun harus ada perizinan dari BPOM juga.
Karena dengan adanya izin dari BPOM menjamin kehalalannya. Menjamin unsurnya tidak merusak kesehatan.
Tapi lanjutnya, tidak mungkin kalau kaum industri tahu perizinnya harus mendetil seperti itu. Sebab tahu setiap harinya ganti-ganti terus.
Oleh sebab itu, Dinkes atau yang mempunyai otoritas yakni Dinas KUKMP secara berkala harus melakukan pemeriksaan.
Selain itu, harus menjelaskan dan menerangkan kepada pengrajin tahu. Bahwa tahu akan basi sekian jam bila tidak membekukannya.
Pengobatan Korban Keracunan Makanan Ditanggung Dinkes
Politikus PDIP ini juga menyebut kejadian keracunan yang dugaan berasal dari kupat tahu ini secara kasat mata atau logika merupakan kejadian luar biasa.
“Orang keracunan secara masal dengan gejala sama, ini luar biasa. Tapi menurut bahasa kesehatan belum tentu kejadian ini luar biasa,” ucap Nanang.
Nanang juga menuturkan, biaya pengobatan keracunan masal yang menimpa warga Banjaranyar ini pemerintah harus mampu menanggulanginya.
“Ini kecelakaan. Kecelakaan keracunan secara masal, masa harus bayar sendiri. Harusnya mereka tidak ditarik biaya pengobatan. Pemerintah lah yang membiayai,” jelasnya.
Nanang meminta Dinkes Ciamis dalam hal ini bersikap bijak. Pertama, tidak menarik biaya kepada pasien. Kedua, ganti pembiayaan Puskesmas.
“Artinya biaya keseluruhan Dinkes yang tanggung,” pungkasnya.
Kepala Puskesmas Cigayam Ari Angga Rianto, menyampaikan seluruh korban keracunan yang masuk ke Puskesmas sampai hari Kamis (3/6/2021) mencapai 51 orang.
Karena tidak mencukupi atau overload kapasitas, pihaknya kemudian memindahkan 8 orang pasien ke Puskesmas Banjarsari.
Pihaknya tidak akan menarik biaya pada seluruh pasien korban keracunan yang menjalani perawatan di Puskesmas Cigayam. Termasuk yang pindah ke Puskesmas Banjarsari.
“Seluruhnya tidak akan tarik biaya pengobatan sepeser pun. Termasuk yang pindah. Sudah saya instruksikan ke pihak Puskesmas Banjarsari,” terangnya.
Saat ini imbuh Ari, kondisi para pasien sudah membaik dan sebagian sudah ada yang pulang.
Pantauan galuh.id, kedatangan Ketua DPRD Ciamis menjenguk korban keracunan makanan ini Kapus Cigayam, Camat Banjaranyar dan Kades Pasawahan mendampingi. (GaluhID/Uus)
Editor : Evi