Wewey Wita selalu merasa kesal setiap kali melihat teman-temannya digoda, sehingga timbul keinginannya untuk membela mereka, “kalau Weweynya sih nggak ada yang gangguin karena emang dulu tomboy, cuma temen-temen cewek suka digangguin, jadi supaya bisa nolongin temen sih dulu mikirnya,” tuturnya.
Keinginan itu adalah awal Wewey belajar silat. Sebenarnya Wewey menyukai hampir semua olahraga di sekolahnya. Semua kegiatan ekstrakurikuler olahraga diikuti Wewey mulai dari Sekolah Dasar, sebut saja basket, volly, atletik, karate, termasuk juga olahraga bela diri silat. Dari semua Ekskul olahraga yang diikuti Wewey, Silat yang membuatnya bertemu dengan teman-teman yang seru dan pertandingannya lebih banyak itu yang membuatnya jatuh hati dan ditekuni Wewey hingga berhasil menjadi juara internasional di kejuaraan silat dunia.
Wewey yang menempuh Sekolah Dasar-nya di SD 1 Sindangrasa Ciamis ini mulai belajar silat sejak kelas 5 SD. Hal itu berlanjut hingga Wewey sekolah di SMPN 1 Ciamis, Wewey tinggal di Ciamis hingga kelas 2 SMA, setelah itu Wewey pindah ke Bandung. Tetapi, modal pelajaran silat yang didapatnya selama di Ciamis memotivasi perempuan kelahiran 5 Februari 1992 ini untuk terus berlatih dan berprestasi.
Tercatat, Wewey Wita pernah mendapat medali emas di kejuaraan dunia pada tahun 2012 dan 2015. Terakhir, Wewey juga mendapat medali emas di Sea Games 2017 di Kuala Lumpur, Malaysia. Diakui Wewey jika keikutsertaannya di Sea Games 2017 bukanlah yang pertama, tahun 2013 dan 2015 Wewey sudah ikut bertanding di kompetisi olahraga se-Asia Tenggara ini, tetapi saat itu Wewey hanya berhasil meraih medali perak.
Semua prestasi itu diraih Wewey dengan perjuangan keras. Pesilat yang tercatat sebagai salah satu atlet silat yang akan mewakili Indonesia di Asian Games pada bulan Agustus 2018 ini berlatih 2-3 kali setiap harinya. Hal itu dilakukannya dalam kurun waktu yang panjang, bisa 1 hingga 2 tahun setiap kali menghadapi event.
“Wewey latihan fisik, fitnes dan teknik silat. Kalau dipikir-pikir karena setiap tahun Wewey selalu mengikuti pertandingan baik kejuaraan daerah, provinsi maupun nasional dari tahun 2006 jadi latihan terus sampai sekarang,” ujarnya.
Bukan itu saja, pada tahun 2017, Wewey harus menjalani diet ketat ketika pelatihnya menurunkan kategori tanding kelasnya ke kelas B. Sebagaimana diketahui bahwa Kategori Tanding Kelas dalam silat dibedakan oleh berat badan, Kelas A 45-50 Kg, Kelas B 50-55 Kg, Kelas C 55-60 Kg, begitu seterunya di mana setiap kelas selisih 5 Kg. Dua kali mengikuti Sea Games, Wewey bermain di Kelas C 55-60 Kg sampai PON terakhir pada tahun 2016.
“Karena strategi pelatih supaya Wewey bisa berhasil di Sea Games 2017 diturunkan ke kelas B 50-55 dan harus diet serta nambah latihan supaya beratnya masuk, ya sekitar 4-5 Kg berat wewey turun,” tuturnya.
Bagi pejuang diet menurunkan berat badan 4-5 Kg itu bukanlah hal mudah. Diakui Wewey sendiri jika dirinya harus mengkonsumsi lebih banyak sayuran dan buah-buahan, serta harus mengurangi asupan makanan karbohidrat dan protein. Protein yang berguna untuk pembentukan otot ini harus dikurangi asupannya, karena jika massa otot bertambah maka berat badan pun akan naik. Sedangkan untuk karbohidrat hanya karbohidrat tinggi saja yang dihindari, karena karbohidrat masih tetap dibutuhkan untuk pembakaran selama latihan.
Semangat berlatih Wewey, semoga bisa mendapat medali emas di Asian Games nanti, harumkan nama Indonesia!
(K. Putu Latief) Ciamis-Galuh ID