Saat ini tengah ramai dibicarakan persoalan klepon tidak islami. Isu tersebut berasal dari sebuah meme yang mengatakan kue klepon tak islami dan mengajak warganet berbelanja kurma di toko syariah.
Klepon adalah kue khas Indonesia yang terbuat dari tepung ketan, gula merah dan parutan kelapa. Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyatakan bahwa kue klepon halal. Lantas, mengapa bisa muncul isu soal klepon yang tak alami?
Klepon Tidak Islami, Hoax yang Menyesatkan
Meme yang menyebar isu klepon tidak islami menyematkan nama Abu Ikhwan Aziz, untuk menegaskan ‘Orang Arab’. Netizen akan menyimpulkan bahwa pembuat meme tersebut adalah seorang muslim.
Dilihat dari ilmu jurnalistik semiotika, penggunaan klepon dan kurma dimaksudkan untuk membenturkan budaya Indonesia dan budaya Islam. Tanpa perlu bersusah payah pun, postingan meme tersebut akan menjadi viral karena memancing perdebatan.
Komunitas anti hoax, Indonesian Hoaxes menemukan sebuah halaman facebook Erwin Rabbani II mengunggah meme klepon tidak islami pada Senin, 20 Juli pukul 21.30 WIB. Halaman tersebut baru dibuat pada 30 Juni 2020 dan kebanyakan memuat seputar politik.
Saat ini post mengenai klepon tidak islami sudah tidak ada di halaman tersebut. Meski si pengguna akun telah menghapusnya, namun jejak berupa cuplikan layar telah disimpan oleh Indonesian Hoaxes.
Selain itu ada beberapa akun Twitter yang turut mengunggah meme klepon tidak islami. Salah satunya, akun @irenecutemom memposting meme tersebut pada Selasa, 21 Juli lalu. Ada pula akun @tretanmuslim dan @uusbiasaja yang membagikan ulang.
Kurang dari sehari, berita kue klepon menjadi trending di jagat Twitter dengan 64 ribu kali retweet. Menurut Indonesian Hoaxes, pola penyebar berita palsu seringkali menghapus unggahan pertama yang sudah viral, kemudian berganti nama dan menyetel privasi.
Tujuan dari hoax atau berita yang tidak terkonfirmasi kebenarannya dimaksudkan untuk kepentingan individu. Seperti mengadu domba dua kubu Pilpres 2014, atau sekedar mengumpulkan banyak follower untuk jual beli akun bisnis.
Penggunaan Foto Tanpa Ijin, Fotografer Angkat Bicara
Foto klepon yang dibuat meme adalah foto milik Dita W. Ichwandardi. Melalui akun Twitter @ditut, Dita menjelaskan foto tersebut diunggah pertama kali melalui situs Flickr tahun 2008.
Dita mengaku tidak tahu bahwa fotonya diambil tanpa ijin dan dijadikan meme oleh oknum tak bertanggung jawab. Foto klepon tersebut ia buat ketika masih aktif sebagai food blogger.
Saat bangun tidur, Dita kebingungan mengapa tiba-tiba mendapat banyak pemberitahuan dari teman yang ngetag akunnya. Ternyata, namanya menjadi ikut viral sejak beredarnya meme klepon tidak islami.
Klepon Halal, Begini Cara Membuatnya
Sebagai makanan khas Indonesia yang sudah bertahun-tahun dinikmati penduduk, klepon ternyata mudah dibuat sendiri. Bentuknya yang bulat kenyal, rasanya manis dan gurih.
Berikut bahan-bahan yang perlu disediakan:
200 gram tepung ketan putih
25 gram tepung sagu
1 sendok teh air kapur sirih
175 ml santan hangat (dari 1/4 butir kelapa)
20 ml air suji (dari 10 lembar daun suji dan
1 lembar daun pandan)
80 gram gula merah, cacah halus untuk isian
Selain itu, jangan lupa siapkan topping atau taburan di atasnya sebagai pelengkap:
150 gram kelapa parut kasar
2 lembar daun pandan
1/4 sendok teh garam
Pertama, olah bahan-bahan taburan dengan cara mencampurnya menjadi satu. Kukus taburan selama 20 menit. Sembari menunggu taburan matang, kita bisa membuat kleponnya.
Tahap kedua, masukkan santan hangat sedikit demi sedikit. Lalu masukkan air daun suji dan aduk sampai adonan kalis. Jika adonan sudah kalis, ambil sedikit kemudian pipihkan.
Tahap ketiga, taruh cacahan gula merah dan gulung adonan menjadi bulat. Rebus adonan yang sudah bulat dalam air mendidih. Jika adonan sudah terapung, tandanya klepon sudah jadi. Saatnya diberi taburan yang sudah matang.
Ketika netizen meributkan persoalan klepon tidak islami, mereka lupa bahwa pandemi Covid-19 belum berakhir. Daripada membahas meme klepon yang memancing perdebatan, lebih baik kita mendiskusikan ketidak pedulian masyarakat di era new normal. (GaluhID/Elsa)
