“Kegiatan kepanduan menyusuri sungai untuk kelas 7 yang Pratama. Kalau tidak mengikuti sanksinya tidak akan lulus kelas,” ungkapnya.
Sementara itu, Siti Rohayati ibunya Fachri, mengaku shock saat mendengar adanya peristiwa itu. Pada saat itu juga ia langsung menuju ke ponpes Cijantung.
Ia mendengar kejadian naas itu dari suaminya yang sedang bekerja di Bandung. Tidak ada satu pun dari pondok pesantren yang bisa dihubungi pada saat itu.
Karena khawatir dengan kondisi anak, pada waktu itu juga ia langsung berangkat ke Cijantung untuk menemui anaknya (Fachri).
“Alhamdulilah anak saya ditemukan dalam keadaan selamat dan langsung saya bawa pulang,” ujar guru SDN 1 Sukasari Banjarsari ini.
Berdasarkan informasi yang ia terima, anaknya itu termasuk orang yang sempat ikut tenggelam saat kegiatan susur sungai, namun Fachri bisa terselamatkan.
“Setelah terselamatkan, anak saya katanya kesurupan. Tapi ada orang yang menyembuhkannya. Bukan Fachri saja yang kesurupan, tapi ada lagi temannya yang juga sama kesurupan,” pungkasnya. (GaluhID/Uus)
Editor : Evi