Info Liga 2, galuh.id – PSIM Yogyakarta resmi menunjuk Seto Nurdiyantoro sebagai juru taktik anyar untuk mengarungi kompetisi Liga 2 2020.
Hal ini diumumkan oleh manajemen tim yang berjuluk Laskar Mataram di Monumen PSSI, Komplek Wisma Soeratin, Baciro, Rabu (29/1/2020).
Tak bisa dipungkiri, Seto Nurdiantoro adalah sosok yang memang begitu lekat dengan PSIM Yogyakarta.
Sehingga, saat dia kembali menakhodai Laskar Mataram menjadi momen sarat emosional bagi pelatih berusia 45 tahun tersebut.
Pelatih Seto Nurdiantoro Siap PSIM Yogyakarta Berprestasi
Semasa berkarir sebagai pemain, Seto Nurdiyantoro juga pernah membela PSIM Yogyakarta sebagai kapten tim. Ia juga memulai karier kepelatihan di klub tersebut.
“Alasan pertama saya menerima pinangan PSIM itu karena saya dan PSIM memiliki visi dan misi yang sama,” ujar seto pada awak media.
Diakui oleh Seto, menakhodai Laskar Mataram menjadi tanggung jawab yang besar untuknya.
Dia pun enggan mengumbar janji manis kepada pandemen Laskar Mataram, namun yang pasti Seto bertekad mencurahkan tenaga serta pikirannya bagi PSIM.
Pasalnya seto juga tidak bisa menjamin. Ia menjelaskan bahwa yang bisa menjamin keberhasilan adalah kerja keras tim.
“Jadi saya harap suporter jangan berekspektasi yang terlalu tinggi, tapi kalau kita memulai semuanya dengan bagus, kerja keras, diiringi doa, harapannya apa yang diimpikan akan berjalan lancar,” ucap Seto seperti melansir dari laman tribun.
“Juga kepada semua stakeholder saling mendukung, apa yang kita impikan akan terjadi, tapi dibutuhkan kerja keras,” Seto menambahkan.
Dealnya Seto membawa angin segar terutama dengan rencana susunan skuat Laskar Mataram yang lebih sederhana namun bisa berprestasi yakni promosi ke Liga 1.
Seto sebelumnya merupakan pelatih PSS Sleman sejak musim 2018 lalu dan mampu membawa tim berjuluk Super Elang Jawa tersebut promosi ke Liga 1 2019.
Pada musim perdananya sebagai tim promosi di Liga 1 2019, PSS mampu finish di posisi delapan. Perginya Seto dari PSS mencuat karena antara dirinya dan manajemen sudah tidak ada kecocokan.
Hal paling mendasar kepergian Seto dari klub yang berbasis di Stadion Maguwoharjo adalah tak sejalannya pemilihan pemain. Pada pertengahan Januari lalu kedua pihak resmi berpisah. (GaluhID/Dhi)