Jumat, November 22, 2024

Memahami Grassroots Football Bersama Indra Sjafri

Baca Juga

Indra Sjafri, pelatih Timnas Indonesia U-19 yang hadir dalam acara Coaching Clinic Askab PSSI Ciamis bekerjasama dengan Penerbit Erlangga memberikan penjelasan lebar tentang kepelatihan sepak bola anak usia dini di Gelanggang Galuh Taruna Ciamis (22/4/2018).

Filosofi yang dinamakannya filosofi Grassroots Football merupakan pedoman bagi setiap pelatih sepak bola untuk menanamkan nilai-nilai sepak bola pada anak usia dini, mulai dari usia 6 tahun hingga 12 tahun. Menurut Indra Sjafri, banyak pelatih yang tidak memahami karakter anak-anak sehingga memperlakukan anak tidak sesuai dengan umurnya.

Pada dasarnya prinsip dalam Grassroots Football yang mengacu pada visi FIFA “touch the world”, adalah sebagai berikut:
– Semua anak baik laki-laki maupun perempuan punya kesempatan utk bermain.
– Sepak bola bisa dimainkan di mana saja, tidak perlu menunggu pemerintah membangun fasilitas lapangan yang memadai, tetapi di halaman sekolah pun memungkinkan untuk dijadikan tempat bermain sepak bola.
– Tidak ada diskriminasi.
– Permainan harus sederhana, menarik dan mendorong anak untuk semangat bermain sepak bola. Jangan sampai anak malah takut dengan pelatih dan berharap pelatih tidak menonton mereka ketika sedang bermain sepak bola.
– Fair play harus dihormati.

Tujuan utama dari Grassroots Footbal sesuai dengan visi FIFA ini adalah, membawa permainan sepak bola ke semua orang, membiarkan sebanyak mungkin orang untuk bermain dan bergembira, dan mengenalkan anak laki-laki dan perempuan pada sepak bola.

Dalam hal melatih sepak bola bagi anak-anak maka permainan adalah guru terbaik dan kegembiraan para pemain harus selalu jadi fokus utama. Sehingga, tidak ada lagi anak-anak yang berlatih sepak bola harus lari keliling lapangan beberapa putaran, tetapi fokuskan mereka pada permainan sehingga lebih banyak bersentuhan dengan bola untuk melatih skill bermain.

Grassroot Football juga menekankan pada pembinaan pemain sejak usia dini yang meliputi: skill sepak bola, kemampuan taktital dan kecerdasan, sehingga tidak cukup hanya bermain sepak bola tetapi perlu juga sekolah karena diperlukan orang pintar untuk membaca permainan di lapangan. Selain itu juga dalam pembinaan sepak bola diperlukan kemampuan fisik, bukan cuma pandai berlari, dan melompat. Terakhir dan paling penting adalah penghormatan nilai-nilai. Dalam sepak bola bukan cuma kalah menang, tetapi ada attitude yang perlu diperhatikan dalam hal ini yang dibutuhkan adalah pelatih-pelatih yang lebih beradab.

Selanjutnya dalam hal pembinaan, Indra Sjafri memberi contoh negara Jepang yang mempunyai target menjadi juara dunia pada tahun 2050. Proyeknya dimulai sejak tahun 2026. Karena mereka sadar jika apa yang dilakukan Jepang saat ini hanya bisa mengantarkan jepang sampai babak kualifikasi Piala Dunia. Oleh karena itu, dalam sepak bola tidak ada prestasi yang bisa diraih secara instan, semua butuh proses dan pemain yang bagus lahir dari instruktur yang bagus pula.

(K. Putu Latief) Galuh ID

- Advertisement -

Tinggalkan Balasan

- Advertisement -
 
 
Berita Terbaru

Pemkab Ciamis Matangkan Persiapan Pilkada 2024, Pastikan Sarpras dan Netralitas ASN

Ciamis, galuh.id - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ciamis menggelar rapat koordinasi untuk persiapan Pilkada serentak 2024. Rapat tersebut dipimpin langsung oleh...

Artikel Terkait