Tradisi makan nasi liwet “ngaliwet” dikalangan orang sunda sudah menjadi budaya populer. Tradisi ini memiliki keunikan tersendiri dengan banyak menyimpan sarat makna.
Memaknai “Ngaliwet” dari sudut pandang pembuatannya berarti memasak nasi yang ditanak sekaligus dengan campuran bumbu-bumbu tradisional. Biasanya nasi liwet dimasak pada kastrol dengan teknik tertentu. Terkadang komposisi antara beras, air, bumbu, minyak kelapa, serta santan ditanak pada tempat sekaligus. Untuk menambah aroma nasi liwet biasanya diselipkan daun sere dan salam.
Keunikan yang kedua adalah cara penyajiannya, nasi liwet tanpa menggunakan piring, tetapi menggunakan daun pisan yang tertindih nasi liwet yang panas ini menambah aroma khas yang sangat luar biasa, sehingga akan menggugah selera makan kita.
Biasanya, untuk lauknya kita bisa memilih apa saja sesuai dengan selera dan modal keuangan. Yang menjadi favorit, nasi liwet disajikan bersama ikan asin, ayam bakar, ikan bakar, yang ditambah dengan lalapan, sambal, dan kerupuk.
Hal unik ketiga, adalah semua bekerja sama dan memiliki tugas dan peran masing-masing. Setiap orang ada yang menyiapkan alat dan bahan, memasak, membuat sambel, dan menyiapkan lauk pauknya.
Dari tradisi inilah kita bisa belajar betapa indahnya kebersamaan. Tradisi ini perlu dilestarikan agar anak cucu kita bisa merasakan.
Cara makan nasi liwet yang unik seperti ini dapat mempererat tali silaturahmi dan kekeluargaan. Biasanya ngaliwet akan diadakan diluar rumah seperti di kebun, di kolam, di sungai, di pantai.
Ngaliwet sisi balong/Ciherang/Banjarsari/Ciamis/Jawa Barat/Indonesia.
(Yanyan Iskandar) GALUH ID