Berita Ciamis, galuh.id – Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dilaksakan di Situs Jambansari, Kabupaten Ciamis, Minggu (1/11/2020). Pada kesempatan tersebut, dilaksanakan juga pembersihan benda pusaka tradisi Jamasan yang biasa disebut ‘Jamasan Pusaka’.
Situs yang dikenal dengan nama Gunung Sirnayasa tersebut memang rutin melaksanakan Maulid Nabi Muhammad SAW setiap tahunnya.
Istilah Jamasan atau siraman ini memiliki makna membersihkan atau menyucikan. Tradisi Jamasan digelar setiap bulan Mulud. Jamasan sudah berlangsung sejak zaman Prabu RAA Koesoemadiningrat, Bupati Galuh 1839-1886.
Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, Jamasan sekaligus peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW ini dilaksanakan secara sederhana pada tahun ini. Hal ini lantaran pandemi Covid-19. Peserta Jamasan juga terbatas. Namun, hal tersebut tidak mengurangi kehidmatan acara Jamasan.
“Kegiatan yang biasanya di pendopo Kanjeng Perbu Selagangga kini diadakan diarea situs Jambansari. Alhamdulilah bisa terselenggara dengan baik pada tanggal 1 November 2020,” ujar Raden Rasich Hanif Radinal, yang dikenal juga sebagai Raja Galuh.
Raden Hanif mengatakan, Tradisi Jamasan merupakan perpaduan kegiatan keagamaan dengan kegiatan kebudayaan.
“Satu sama lain saling mengisi dan terjadi harmoni. Khusus kegiatan budaya dalam bentuk membersihkan benda-beda pusaka. Tujuannya menjaga dan melestarikan karya anak bangsa yang adiluhung karena di situ tersirat filosofi kehidupan,” katanya.
Adapun jenis benda pusaka yang dijamas (dibersihkan dan disucikan) secara simbolik ditetapkan 7 buah pakarang yang terdiri dari Keris, Kujang, Pedang dan Tumbak.
“Banyak hal positif yang bisa diambil dari tradisi Jamasan ini, di samping syiar Islam juga mengenal sejarah peradaban bangsa,” kata Raden Hanif. (GaluhID/Ndu)
