Akan tetapi, dengan kondisi yang semakin tidak terurus, tujuan hadirnya Situ Leutik itu hanya mimpi yang tak sampai bagi masyarakat khususnya petani sekitar.
Hal itu lantaran air di embung tersebut belum bisa mengairi persawahan tadah hujan yang ada di Desa Cibeureum Kota Banjar.
Selama ini, warga sangat menanti pemanfaatan air, karena akan membantu meningkatkan produksi padi sawah tadah hujan, terutama saat musim kemarau.
Belum Bermanfaat Bagi Petani
Sementara itu Kepala Desa Cibeureum, Yayan Sukirlan, membenarkan air Situ Leutik Kota Banjar awalnya untuk embung sawah tadah hujan.
Ia juga membenarkan bahwa keberadaan Situ Leutik itu belum membawa manfaat bagi petani sawah tadah hujan di sekitarnya.
Menurut Yayan, belum adanya pemanfaatan air untuk mengairi area persawahan tadah hujan di Desa Cibeureum, mengakibatkan adanya beban moral tersendiri, karena hal itu sudah masyarakat impikan.
“Sampai saat ini air situ belum mengalir ke area persawahan. Warga di sini masih menantikan itu, karena awal pembangunannya dulu itu untuk mengairi persawahan tadah hujan,” ucapnya.
Meski air dari Situ Leutik itu tidak akan bisa mengairi semua sawah yang ada di Desa Cibeureum, tapi sedikitnya dapat membantu sawah tadah hujan para petani.
“Terlebih saat masa tanam musim kemarau,” kata Yayan.