“Saya juga waktu itu menegur semua anak yang ada karena dapat membahayakan dirinya,” kata Ritma, Senin (4/9/2023).
Awalnya, Ritma tidak mengira bahwa tindakannya akan membuat siswa-siswa yang ia tegur itu memiliki rencana buruk padanya.
“Saya waktu itu cuma menegur karena sayang, dan tidak tahu mereka akan berencana buruk seperti ini,” ungkapnya.
Ritma pun mengaku takut ancaman pembunuhan oleh pelajar itu benar di lakukan kepadanya serta keluarganya.
“Meski ancaman ini dari anak-anak, tetap saya juga khawatir. Apalagi saat ini kan marak geng motor. Takut menimpa anak dan istri,” ucapnya.
Namun persoalan ini sekarang sudah mencair, yang bersangkutan telah di panggil dengan dampingan orang tuanya untuk mediasi.
Kesepakatan damai pun terjadi saat proses mediasi dengan saksi personel dari kepolisian dan TNI setempat serta beberapa guru.
“Sekarang sudah selesai, namun saya mengimbau agar para pelajar tidak ikut-ikutan geng motor yang nantinya bisa mendorong mereka melakukan aksi nekat,” pungkasnya. (GaluhID/Arul)
Editor : Evi