Galuh ID – Jika di tempat lain peringatan kemerdekaan Indonesia seringkali diisi dengan hingar bingar dangdutan, di Jalan Cibitung Girang RT 03 RW 06 Kelurahan Kertasari Kecamatan Ciamis, para pemuda Karang Taruna Cibitung mengisi acara Agustusan dengan tahlilan. Tahlilan yang dilaksanakan tepat pada malam 17 Agustus ini menjadi agenda Agustusan yang dilaksanakan rutin setiap tahun di Cibitung.
“Karena dibalik kemerdekaan ini atau dibalik kebebasan ini, ada sosok pahlawan yang sangat berjasa dan untuk pahlawan yang telah gugur tiada lain hanya do’a yang bisa kita berikan. Pada intinya kami tidak ingin ber-euforia berlebihan sehingga kami lupa diawali dengan apa kemerdekaan itu, yaitu diawali dengan pengorbanan para pahlawan,” terang Danu Nugraha, Ketua Karang Taruna Cibitung.
Setelah malam 17 tahlilan, esok harinya (17/08/2018) tepat setelah upacara bendera peringatan HUT Kemerdekaan RI ke-73 diselenggarakan lomba untuk anak-anak berupa berbagai macam permainan tradisional seperti balapan makan kurupuk, balap karung dengan peserta memakai helm, memasukan paku ke botol, gebug bantal, dan ngubyag. Sebelumnya mulai tanggal 1 sampai dengan tanggal 10 Agustus juga diselenggarakan acara untuk orang-orang dewasa berupa Catur, Tenis Meja, Bulutangkis hingga permainan Kartu Gapleh.
Bukan hanya tahlilan dan perlombaan tradisional saja, acara bertajuk ‘Cibitung Got Talent’ juga diselenggarakan di puncak acara pada Sabtu malam (25/08/2018) untuk memfasilitasi bakat-bakat terpendam warga Cibitung di bidang seni dan budaya. Acara yang tidak hanya diikuti oleh anak-anak dan remaja ini juga diikuti oleh mereka yang sudah cukup dewasa. Mereka menampilkan Tari Sunda, Paduan Suara ibu-ibu PKK, musik akustik, Tari India, Calung, dan Dancer Anak.
“Saya yakin sekali banyak ragam talenta warga Cibitung yang bisa ditampilkan, hanya saja jam terbang dan persediaan alat, dan lain-lain yang membuat mereka kurang berkembang. Acara tidak pandang bulu, mulai dari anak kecil, muda, dewasa, tua semua berani unjuk gigi mentas, semua pure tanpa dangdutan,” pungkasnya.
(K. Putu Latief)