Jumat, Maret 29, 2024

PSGC Ciamis, Ujian Pertama Kepemimpinan Herdiat Sunarya sebagai Bupati Ciamis

Baca Juga
- Advertisement -

Ndu Corner, galuh.id – Herdiat Sunarya resmi dilantik menjadi Bupati Ciamis pada 20 April 2019 lalu. Mantan Sekda Kabupaten Ciamis ini terangkat namanya seiring dengan posisinya sebagai Manajer PSGC. Warga Ciamis pun mengenalnya sebagai orang dibalik suksesnya PSGC Ciamis di dunia persepakbolaan Indonesia.

Saya ingat pertama kali menonton PSGC Ciamis di televisi. PSGC, klub lokal dari daerah kelahiran saya ini berhadapan dengan Arema Malang pada Piala Presiden tahun 2015. Sebagai seorang asli Ciamis yang hidup lama di perantauan, saat itu saya masih melihat PSGC sebelah mata.

Penampilannya melawan Arema Malang, akhirnya membuka mata saya. PSGC memang tidak menang pada pertandingan tersebut, namun ia berhasil menahan imbang salah satu klub raksasa di Liga 1. Pertandingan layaknya Daud melawan Goliath, tidak seimbang, tapi PSGC berhasil menunjukkan tajinya saat itu.

- Advertisement -
Kiri ke Kanan: Tania, Meta, Ndu, Dud, 4 suporter Wanoja Galuh di atas kapal ferry saat menyeberang menuju Lampung untuk mendukung PSGC Ciamis berlaga melawan Lampung Sakti FC. Foto: Dokumentasi Wanoja Galuh

Lalu takdir mengantarkan saya ke berbagai pertandingan PSGC, baik home di Stadion Galuh Ciamis, maupun pertandingan away. Yang terjauh selain Jepara, saya bersama supporter Balad Galuh pernah menyeberang lautan untuk menyaksikan PSGC berlaga di Stadion Sumpah Pemuda Lampung melawan Lampung Sakti FC besutan pelatih Nova ‘Suster Ngesot’ Arianto. Saat itu PSGC kalah, sangat menyakitkan.

Baca Juga: Setiono ‘Si Termor’ dan Ujian Kesetiaan Suporter PSGC Ciamis

‘Perkenalan’ saya dengan Herdiat Sunarya sebenarnya dimulai dari spanduk dan banner di sepanjang jalan di Ciamis. Kala itu, fotonya bertebaran di setiap pojok Kota Ciamis. Saya belum tertarik untuk mengenal tokoh yang satu ini. Lalu sampailah saya pada spanduk yang terbentang di Stadion Galuh Ciamis, spanduk yang dibentangkan oleh Herdiat Lover Community.

Saya yang awalnya ‘jengah’ mulai mencari tahu tentang beliau. Mulai dari googling, hingga bertanya langsung pada teman-teman Balad Galuh yang sudah lebih dulu mengenal beliau. Dari berbagai informasi yang saya himpun, saya akhirnya menyimpulkan jika Herdiat Sunarya adalah orang yang berkorban banyak untuk PSGC, karena itu kalau pun beliau misalnya mengklaim ‘pang-PSGC-na’ adalah wajar saja. 

Sejarah kemudian mencatat Manajer PSGC ini terpilih menjadi Bupati Ciamis. Fadli Fahri Fauzan salah seorang peneliti dari Lingkaran Survei Indonesia (LSI) sempat mengatakan pada salah satu konferensi pers, jika nama Herdiat terdongkrak seiring kiprahnya sebagai Manajer PSGC atau dengan kata lain elektabilitas Herdiat Sunarya pada Pilkada Ciamis terdongkrak karena PSGC Ciamis.

Kiri ke Kanan: Adila Balad Galuh Baregbeg, Krisna Balad Galuh Jalur Timur, Herdiat Sunarya, dan Nana (Alm) di depan Stadion Wijayakusuma, Cilacap.

PSGC sempat terpuruk ke Liga 3. Lagi-lagi tangan Herdiat membuatnya kembali ke Liga 2. Tentu hal ini juga tanpa didukung pelatih yang mumpuni-Heri Rafni Kotari, manajemen dan juga pemain. Liga 2 musim 2019, saat Herdiat sudah berganti kedudukan bukan lagi Sekda tapi Bupati Ciamis, akankah PSGC berhasil naik ke Liga 1? Atau sekedar bertahan di Liga 2?

PSGC yang identik dengan Herdiat jadi salah satu prestise besar Bupati Ciamis ini. Artinya jika PSGC gagal maka semua tudingan akan mengarah ke satu orang. Apalagi untuk pihak oposisi yang kemarin tidak mendukung beliau di Pilkada, isu PSGC akan jadi bulan-bulanan pendukung lawan di 2024 nanti.

Karena itu, PSGC Ciamis merupakan ujian pertama dalam kepemimpinan Herdiat Sunarya sebagai Bupati Ciamis. Kinerja beliau mungkin tidak akan ada artinya di hadapan para supporter dan sebagian warga Ciamis yang mendukungnya jika PSGC terpuruk.

Hanya saja, saya masih percaya, Herdiat punya semacam invisible hand, tangan tak terlihat yang selalu membuat PSGC yang di ujung tanduk kembali berjaya. Salah satunya, saya bersama teman-teman dari Balad Galuh dan supporter lainnya menjadi saksi hidup saat PSGC ‘ngabret’ alias berlari kencang mulai babak 32 besar Liga 3.

Saat itu, gelaran Pilkada Ciamis telah selesai dilaksanakan, Herdiat juga sudah ditetapkan KPU Kabupaten Ciamis sebagai pemenang Pilkada dengan dukungan 59,59% warga Ciamis. Dimulai dari seleksi pemain sampai akhirnya Akbar Eka putra, salah satu pemain didikan Frenz United yang sempat memperkuat Persikota Tangerang dan Persikad Depok ini berhasil didatangkan.

Baca Juga: Belajar Santun dari Striker PSGC Ciamis: Akbar Eka Putra

Ada juga pemain kelahiran Aceh, Khairunnas, yang berhasil menghiasi deadline surat kabar di Aceh. Khairunnas bagian dari tim PSGC Ciamis itu berhasil membuat klub yang dibelanya naik kasta ke Liga 2.

Selain itu, Stadion Galuh Ciamis berhasil jadi tuan rumah pada babak 16 besar dan babak 8 besar. Hal ini harus diakui sebagai salah satu keuntungan untuk PSGC saat itu. Puncaknya pada 19 Desember 2018, PSGC berhasil mengalahkan Persiba Bantul, kemenangan yang didapat melalui pertandingan yang cukup sengit itu menghantarkan PSGC Ciamis kembali ke Liga 2.

Impian kami, Balad Galuh dan suporter lainnya saat itu sempat melambung, kami ingin PSGC jadi juara sekalian di Liga 2. Namun, impian itu harus pupus setelah PSGC tertunduk kalah dari PSCS Cilacap di kandang sendiri. Tapi, tak apa, karena bisa kembali ke Liga 2 saja rasanya sudah sesuatu banget. Alhamdulillah.

Gonjang-ganjing mafia bola yang menjerat PSSI juga gelaran Pemilu 2019 berpengaruh terhadap jalannya Liga di Indonesia, termasuk Liga 2. Ini jadi alasan kenapa manajemen PSGC seolah tiis-tiis wae. Di saat klub lain memburu pemain bahkan mengadakan berbagai pertandingan uji coba, PSGC justru adem ayem.

Suporter mulai khawatir. Berbagai isu yang berusaha dihembuskan untuk menjaga ingatan supporter tak mampu menghapus segala kekhawatiran. Mulai dari Gonzales yang sempat dibidik. Lalu Atep yang digiring untuk berkomentar seolah mau jika dilamar PSGC.

Ada juga pernyataan Firman Utina ‘Jika PSGC mau, Atep dan Eka bisa Direkrut’, termasuk yang terakhir tentang Agus Winarno yang berdasarkan kabar burung sedang dilamar untuk jadi manajer. Tujuannya satu mengingatkan public jika PSGC masih ada dan harus ada.

Kabar baik akhirnya datang, Herri ‘Jose’ Setiawan dibidik jadi pelatih. Kali ini tampaknya manajemen mulai serius. Senin, 13 Mei 2019 nanti akan ada seleksi pemain. Terlalu singkat memang jika mengingat Liga 2 akan bergulir pada 15 Juni 2019 mendatang.

PSGC hanya punya waktu sebulan untuk melakukan persiapan.  Tidak realistis untuk sebuah cita-cita menuju liga 1. Namun, saya pribadi masih percaya, PSGC punya cara untuk lolos dari jebakan degradasi.

Berat untuk Herdiat mewujudkan tekadnya untuk membawa PSGC ke Liga 1. Namun, kadang mimpi yang terus menerus dipelihara disertai dengan usaha keras, pada akhirnya akan terkabul juga. Saya percaya Herdiat bisa lulus di ujian pertama kepemimpinannya sebagai Bupati Ciamis. (galuh.id/Ndu)

- Advertisement -

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -
 
 
Berita Terbaru

Jaringan Internet Pemkot Banjar Tuai Kritik, Harganya Mahal Kualitas Buruk

Berita Banjar, galuh.id - Seorang pemerhati pemerintah, Andi Maulana mengkritisi persoalan jaringan internet Pemkot (Pemerintah Kota) Banjar Jawa Barat. Pasalnya,...

Artikel Terkait