Yunus Nusi menyebut pihaknya belum terlalu mendalami situasi tersebut lantaran permasalahannya terjadi sudah cukup lama yakni pada 2013 silam.
“PSSI tidak terlalu tahu persis masalah ini. Karena ini bermasalahnya dengan LPI (Liga Primer Indonesia) yang terjadi di tahun 2013,” kata Yunus dikutip dari Viva.
Meski demikian dalam beberapa kesempatan, PSSI telah memperlihatkan keinginan berdamai agar Target Eleven tidak melanjutkan gugatan.
Setelah berbulan-bulan ternyata tidak ada kelanjutan, sehingga Target Eleven menilai PSSI hanya mengulur waktu dan bukannya menyelesaikan permasalahan.
Tercatat hingga 14 Maret 2022, PSSI ditagih hutang oleh perusahaan Belgia, Target Eleven mencapai US$ 47.141.293,38.
Jumlah tersebut merupakan peningkatan bunga yang terjadi dari hari ke hari karena tidak adanya penyelesaian. (GaluhID/Dianti Rahayu)