Jumat, April 19, 2024

Soetrisno Bachir Turun Gunung Dukung Jokowi

Baca Juga
- Advertisement -

Ciamis, Galuh.id – Warga Muhammadiyah terbagi dua kelompok dalam pemilihan calon presiden, yaitu kelompok pendukung Jokowi-Amin dan Prabowo-Sandi. Perbedaan tersebut, diharapkan jangan sampai memecah belah ukhuwah di kalangan warga Muhammadiyah. Hal tersebut disampaikan Soetrisno Bachir usai memberikan pidato dalam Dialog Ekonomi Umat di STIKES Ciamis, Sabtu (16/3/2019).

Soetrisno, yang juga menjabat sebagai ketua Dewan penasehat PAN mengatakan, beda pilihan dalam pemilu itu wajar. “Namun jika antara sesama warga Muhammadiyah saling bermusuhan, hal itu tidak dibenarkan dalam ajaran Islam,” katanya.

Soetrisno Bachir juga yakin warga Muhammadiyah sudah semakin matang, usia organisasi yang sudah se-abad, kata Soetrisno, membuat para anggotanya sudah menyaksikan pemilu sejak Indonesia merdeka hingga sekarang.

- Advertisement -

Saat ini, di tubuh Muhammadiyah sendiri ada yang mendukung pasangan Jokowi-Ma’aruf Amin dan Prabowo-Sandi. Sementara Soetrisno pada kesempatan tersebut mengatakan dirinya sudah menetapkan pilihan, yaitu mendukung Jokowi.

“Saya diberikan amanat menjadi Ketua KEIN (Komite Ekonomi dan Industri Nasional) oleh Presiden. Presidennya kan Pak Jokowi. Maka saya mendukung beliau kembali sebagai presiden. Masa harus pilih yang lain,” kata Soetrisno.

Pilihannya pada Jokowi, kata Soetrisno berdasarkan pendekatan logika dan spiritual. Dirinya mengaku sudah mengenal sosoknya sejak masih menjadi Walikota Solo. Ia menilai Jokowi sebagai pekerja keras dalam membangun negeri ini.

Karena itu, saat dicalonkan sebagai calon presiden tahun 2014, ia mendukung sepenuhnya. Bahkan dirinya yang sebenarnya sudah tidak beraktivitas politik praktis kembali turun gunung.

“Sekarang saya turun gunung lagi untuk mendukung Jokowi sampai satu periode lagi,” kata Soetrisno.

Perbedaan pilihan dirinya dengan keputusan PAN tidak akan mengganggu hubungannya dengan pengurus lainnya. Justru, kata dia, ini konsistensi dirinya untuk mendukung Jokowi.

“Tidak mungkin Jokowi berkuasa sampai 30 tahun. Paling lama 10 tahun atau 2 periode. Jokowi harus dua periode untuk menjamin keberlangsungan program kerjanya,” pungkasnya. (galuh.id/Fahmi)

- Advertisement -

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -
 
 
Berita Terbaru

Akademisi Sebut Herdiat Jentelmen Akui Kekurangan saat Jadi Bupati Ciamis

Ciamis, galuh.id – Akademisi sekaligus Wakil Rektor III Universitas Galuh (Unigal), Aan Anwar menyebut Herdiat Sunarya seorang jentelmen (KBBI:...

Artikel Terkait