Berita Ciamis, galuh.id – Pabrik tahu tempe di Dusun Cikohkol, Desa Sukasari, Kecamatan Banjarsari, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat membangun IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) secara mandiri. Pembangunan tersebut sebagai bentuk tanggung jawab pabrik agar tidak terjadi pencemaran lingkungan di Sungai Ciputrahaji.
Sebelumnya pencemaran akibat pembuangan limbah dari pabrik tahu tempe di Sungai Ciputrahaji jadi sorotan. Sejumlah masyarakat menuding DPRKPLH Ciamis tidak melakukan pembinaan terhadap pabrik yang masih membuang limbah ke Sungai Ciputrahaji.
DPRKPLH (Dinas Perumahan Rakyat Kawasan Pemukiman dan Lingkungan Hidup) Kabupaten Ciamis bersama Forkopimcam Banjarsari pun mengambil sampel limbah pabrik tahu tempe yang masih dibuang ke sungai Ciputrahaji, Rabu (2/10/2024).
Sampel limbah akan diuji lab. Hasil uji lab tersebut akan keluar setelah sepuluh hari kerja.
Baca Juga: Apa Kegunaan Vaksin HPV untuk Siswi SD di Ciamis? Ini Penjelasan Dinkes
DPRKPLH Ciamis Tinjau Pembangunan IPAl di Pabrik Tahu Tempe Banjarsari
Selain itu, DPRKPLH Ciamis juga meninjau progres pembangunan IPAL di pabrik tahu tempe terbesar di Kecamatan Banjarsari.
DPRKPLH Ciamis melalui Kabid Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Rini Valianti mengatakan, IPAL yang tengah dibangun oleh pemilik pabrik merupakan hasil dari pembinaan DPRKPLH.
Rini mengatakan, DPRKPLH sudah sering melakukan pembinaan terhadap pabrik besar maupun mikro terkait limbah.
“Jadi tidak benar kalau kami selama ini tidak melakukan pembinaan, kontrol dan lain-lain,” katanya.
Rini menjelaskan, instalasi pengolahan air limbah yang sedang dibangun oleh pemilik pabrik yaitu sistem Biodigester.
“Sistem biobigester untuk pabrik tahu merupakan IPAL yang sangat efektif. Alhamdulillah progesnya sudah mencapai 70 persen dan targetnya akhir tahun 2024 selesai,” jelasnya.
Ahmad Taufik, pemilik pabrik tahu mengatakan, IPAL yang sedang dalam tahap pembangunan merupakan upaya dirinya agar ke depan tidak lagi membuang limbah ke sungai Ciputrahaji.
“Kalau dibuang tetapi sudah steril. Artinya sudah tidak lagi mengeluarkan bau,” katanya.
Baca Juga: Satpol PP Ciamis Dilatih Kenali Rokok Ilegal
Opik sapaan akrab pemilik pabrik tahu tempe terbesar di wilayah Kecamatan Banjarsari ini menyampaikan pembangunan IPAL murni dibangun secara mandiri tanpa bantuan dari pihak manapun.
“Namun tetap bekerja sama dengan dinas terkait yaitu Lingkungan Hidup supaya progesnya sesuai harapan. Alhamdulillah dinas sendiri terbuka dan siap membantu,” ungkapnya.
Sementara itu Camat Banjarsari Dedi Iwa Saputra mengapresiasi pemilik pabrik yang sudah berupaya membangun pengolahan limbah meski belum rampung 100 persen.
“Ini sebagai bentuk tanggung jawab pengusaha terhadap lingkungan, patut diapresiasi,” kata Dedi.
Camat Banjarsari berharap, apa yang sudah dilakukan oleh Opik bisa dijadikan contoh pengusaha lain yang dalam usahanya mengeluarkan limbah.
“Mudah-mudah dicontoh pabrik lain,” tandasnya. (GaluhID/Uus)