Jumat, November 22, 2024

Tenaga Medis di Ciamis Kesulitan APD dan RDT

Baca Juga

Berita Ciamis, galuh.id – Sejumlah daerah di wilayah provinsi Jawa Barat mulai mengalami kekurangan dan kesulitan mendapatkan Alat Pelindung Diri (APD), salah satunya termasuk di Kabupaten Ciamis.

Juru bicara PIK Covid-19 Ciamis, dr Bayu Yudiawan, dalam rilisnya menyampaikan, Ciamis kesulitan APD dan RDT, setidaknya dalam sebulan dibutuhkan sebanyak 5.640 APD untuk tenaga medis.

“Idealnya tenaga medis membutuhkan 5.640 APD per bulan, kini Ciamis kesulitan APD dan RDT,” terang dr Bayu, Sabtu (4/4/2020).

Adanya peningkatan Orang Dalam Pemantauan (ODP) dan Pasien Dalam Pengawasan (PDP) akibat lonjakan jumlah migrasi membuat dokter, perawat, dan tenaga medis lainnya kewalahan.

Migrasi Dalam Pantauan Meningkat

Berdasarkan data PIK Covid-19 Ciamis, hingga saat ini sudah tercatat sebanyak 18.238 orang Migrasi Dalam Pemantauan (MDP) di Kabupaten Ciamis.

Tidak hanya kekurangan APD, Ciamis juga mengalami kekurangan alat pendeteksi diagnostik cepat atau rapid diagnostic test (RDT).

Sebelumnya pada akhir Maret 2020, dr Bayu mengatakan, alat untuk rapid tes di Ciamis sangat terbatas. Ciamis hanya kebagian 40 alat RDT karena terbatasnya cassete yang disuplai oleh pusat.

Rapid tes yang dilakukan di Kabupaten Ciamis baru dilakukan kepada 40 orang.

Diantaranya dilakukan kepada Pasien Dalam Pengawasan (PDP), tenaga medis di ruang isolasi, serta dokter spesialis sebanyak 20 orang.

Sementara 20 sisanya, dilakukan oleh Labkesda Ciamis kepada ODP (Orang Dalam Pemantauan) dengan resiko tinggi terpapar virus corona.

Sementara untuk pengadaan RDT mandiri yang bersumber dari dana pemerintah Kabupaten Ciamis, terhambat oleh larangan pusat berkaitan dengan izin edar RDT.

Dr Bayu juga mengatakan, pemerintah kabupaten Ciamis sudah menganggarkan pengadaan alat untuk rapid tes sebanyak 450 casette.

Namun hingga kini pengadaan RDT tersebut belum dapat terealisasi dikarenakan stok di semua supplyer mengalami kekosongan.

“Kita sudah lakukan pemesanan, tapi sampai sekarang sudah 2 minggu belum terealisasi oleh vendor,” ujar dr Bayu.

Meskipun sudah ada temuan pasien positif Covid-19 di Ciamis, dr Bayu mengaku belum ada rencana untuk melakukan rapid tes massal.

Untuk sementara, pihaknya akan fokus pada kontak tracing dari pasien positif Covid dan penyelidikan kajian epidemiologi penanganan pencegahan Covid-19. (GaluhID/Evi)

- Advertisement -

Tinggalkan Balasan

- Advertisement -
 
 
Berita Terbaru

Kesal dengan Program Naturalisasi Timnas Indonesia, Masyarakat Belanda Desak FIFA

olahraga, galuh.id- Program naturalisasi yang dijalankan PSSI untuk memperkuat Timnas Indonesia kini menuai reaksi negatif dari sebagian masyarakat Belanda.  Bahkan...

Artikel Terkait