Galuh ID – Prihatin dengan kondisi Masjid Besar Panjalu yang berdiri tepat di depan alun-alun, sekelompok warga dari Dusun Simpar, Cukangpadung dan Dusun Pabuaran, Desa Panjalu, Kecamatan Panjalu melakukan kerja bakti untuk membersihkan halaman dan ruangan masjid pada Kamis, (23/8/2018).
Berbekal peralatan seperti cangkul, pemotong rumput dan perkakas lainnya warga mulai memotong dan membersihkan rumput yang menutupi halaman masjid. Tujuannya agar masjid bisa digunakan untuk melaksanakan ibadah walaupun belum selesai dibangun.
Sejak masjid lama dibongkar dan dibangun kembali pada tahun 2012, berbagai aktivitas ibadah dan keagamaan yang biasa dilakukan menjadi terhambat. Padahal masjid ini biasa digunakan oleh warga beberapa dusun di Desa Panjalu. Keterbatasan dana menjadi salah satu faktor masjid tidak kunjung selesai dibangun.
“Ini secara spontanitas bentuk rasa prihatin masyarakat Panjalu. Tadinya masjid ada, aktivitas ibadah lancar dilaksanakan, tapi selama pembangunan jadi terhenti. Masyarakat Panjalu sudah merindukan untuk kembali beribadah di masjid, ya intinya kita semua di sini rindu masjid,” ujar Aan Gunawan, Koordinator Bakti Sosial yang diberi tajuk Rindu Masjid ini.
Menurut Aan, di lahan seluas 1714 meter persegi yang diwakafkan kepada Desa Panjalu untuk ibadah tersebut telah berdiri Masjid Jami, pada tahun 2012 dibongkarnya dan berganti nama menjadi Masjid Besar.
“Dari semenjak dibongkarnya masjid pada tahun 2012 sampai saat ini pembangunan masjid baru sekitar 40%, sehingga dengan terbengkalainya pembangunan masjid ini, kami dari tiga Dusun, Desa Panjalu tergerak untuk melanjutkan pembangunan masjid ini,” jelasnya.
Padahal menurut Aan, Kecamatan Panjalu merupakan salah satu etalase Ciamis, banyak wisatawan peziarah yang datang dari berbagai daerah ke Situ Lengkong Panjalu. Sangat disayangkan bila daerah tujuan wisata di Ciamis tidak memiliki Masjid Agung sebagai fasilitas umum yang menunjang.
“Ini kan Masjid kecamatan, Panjalu ini menjadi tujuan para wisatawan dari berbagai daerah. Itu yang menjadi motivasi kami untuk melakukan aksi ini,” terang Aan.
Diharapkan dengan aksi ini dapat mengetuk masyarakat, terutama warga Panjalu yang berada di luar daerah untuk ikut membantu menyelesaikan pembangunan masjid yang baru mencapai sekitar 40% sejak mulai dibangun pada Januari 2012.
“Setelah bersih, kami akan mencoba solat berjamaah Dzuhur, meski dalam keadaan belum selesai setidaknya bisa dimanfaatkan dan menjadi momen untuk kembali memakmurkan masjid,” ucapnya.
Untuk mengumpulkan dana pembangunan masjid, warga juga akan membuat kaos bertuliskan ‘Peduli Masjid’ untuk dijual, dan keuntungannya disumbangkan untuk pembangunan masjid.
Salah satu tokoh Dusun Pabuaran, Desa Panjalu, H. Doni membenarkan keadaan masjid selama enam tahun yang belum rampung ini.
“Ya waktu itu pada tahun 2012 ada masjid di lahan ini, tapi demi untuk kebutuhan umat masjid lama dibongkar dan dibangun masjid besar, tidak tahu awalnya darimana soalnya itu pas lagi tahun demokrasi,” ungkapnya.
Masih menurut H. Doni, banyak warga Panjalu yang sukses di luar kota. Dirinya mengharapkan mereka untuk peduli terhadap pembangunan Masjid Besar Panjalu ini.
“Sekarang kita tinggal bagaimana memperlihatkan kepada donatur, agnia ataupun dermawan untuk mengembalikan krisis kepercayaan kepada pembangunan masjid ini. Karena selama enam tahun ini masjid tidak beres-beres, sedangkan bantuan-bantuan dari pemerintah pasti ada, tapi kita tidak suudzon kepada panitia yang lama,yang intinya kami di sini hanya prihatin saja, sehingga tergerak untuk melanjutkan,” tegasnya.
Sementara itu, Ketua DKM Masjid Agung Panjalu, Aleh Saleh mengapreasiasi spontanitas warga Panjalu yang peduli terhadap masjid. Menurutnya, selama ini DKM hanya berusaha mengumpulkan dana lalu digunakan untuk pembangunan masjid.
(Fahmi)
