Ciamis, Galuh ID – Meninggalnya Haringga Sirla (23) suporter Persija yang dikeroyok oleh oknum Bobotoh sebelum pertandingan Persib vs Persija di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) pada Minggu (23/09/2018) meninggalkan duka mendalam bagi dunia sepak bola Indonesia. Duka tersebut bukan hanya dirasakan oleh the jakmania, tapi juga dirasakan oleh seluruh suporter Indonesia, termasuk salah satunya datang dari Panglima Viking Galuh, Ebet.
Ebet yang ditemui Galuh ID di Stadion Galuh Ciamis pada Selasa siang (27/09/2018) mengungkapkan duka citanya atas wafatnya Haringga Sirla. Menurut Ebet tidak ada yang mengharapkan hal itu terjadi, dalam hal ini Ebet kemudian menghimbau para anggota Viking Galuh agar tidak mudah terprovokasi terutama oleh berbagai ujaran kebencian di media sosial.
“Kami menghimbau pada anggota agar tidak terprovokasi di medsos dari hp-hp itu dan tidak melakukan tindakan anarkis seperti sweeping-sweeping plat B,” ungkapnya.
Selain itu Ebet juga menghimbau PSSI agar jangan hanya memperhatikan Liga 1, tetapi juga liga-liga di bawahnya, karena permusuhan suporter antar klub juga banyak terjadi di liga 2 maupun liga 3.
“Kami menghimbau agar federasi dalam hal ini PSSI agar jangan hanya melihat the jak dan viking, tetapi juga liga-liga di bawahnya, karena hal semacam ini banyak terjadi juga di Liga 2 maupun Liga 3, kemana PSSI saat itu terjadi di Liga 2 atau Liga 3? PSSI jangan seenaknya, harus adil,” tuturnya.
Ebet mencontohkan Liga Inggris yang pada tahun 1990-an kondisinya lebih parah dari suporter Indonesia saat ini, tetapi saat ini Liga Inggris menjadi liga terbaik yang enak ditonton dan tidak ada bentrokan.
“Tahun 90-an hooligan-nya Inggris lebih parah daripada di Indonesia, tetapi sekarang Liga Inggris tidak ada lagi bentrokan menjadi Liga yang enak ditonton,” terangnya.
Anggota Viking Galuh sendiri berkumpul untuk berdo’a bersama untuk Almarhum Haringga pada Rabu malam (26/09/2018), selain juga melakukan koordinasi antar korwil.
“Ke depannya agar lebih baik lagi, kami berharap tidak ada lagi bentrokan dan balas-balasan, tidak ada lagi bunuh-bunuhan antar suporter, karena itu jangan mudah terprovokasi, jangan sampai ada (lagi) nyawa yang hilang,” pungkasnya.
(K. Putu Latief)