Cijeungjing, galuh.id – Budayawan dan masyarakat Dusun Kidul, RT 10 RW 04, Desa Cijeungjing, Kecamatan Cijeungjing Kabupaten Ciamis menggelar upacara adat ‘Misalin Karomah Eyang Dalem Sirnarasa’, Kamis (02/05/2019).
Acara yang bertema ‘Panceg Dina Galur, Akur Jeng Dulur, Ngajaga Lembur, Bergotong Royong’ juga bertujuan untuk membudidayakan padi yang disebut ‘indung pare’.
Dadan Hadiana, Alumni Bimtek Ketahanan Budaya Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya serta perwakilan relawan tim Jabar Bergerak, mengatakan maksud kegiatan tersebut yaitu membudidayakan kembali padi yang disebut ‘indung pare’ dan menghidupkan kembali budaya ‘Misalin’ di Dusun Kidul, Desa Cijeungjing.
“Kegiatan tersebut harus kita lestarikan kembali, upacara adat yang sejak nenek moyang sudah ada namun sempat vakum, saat ini kita hidupkan kembali untuk menjadi tradisi budaya yang memiliki nilai yang tinggi,” ujar Dadan saat dikonfirmasi Galuh ID, Sabtu (03/05/2019).
Lanjut Dadan, dihidupkannya kembali tradisi ini untuk memberdayakan para petani dan tokoh budayawan yang menginginkan upacara adat tersebut terus dilaksanakan secara terus menerus. Selain itu juga agar adat tradisi Misalin tidak punah dimakan zaman.
Dadan juga berharap Kabupaten Ciamis mempunyai ciri khas dalam bidang pertanian. Dadan menyebutkan tentang beras yang disebut sebagai beras Sri Devi. Hal ini bertujuan untuk tetap menjaga ketahanan pangan Kabupaten Ciamis.
Misalin diisi dengan berbagai upacara, yang bertujuan memperkenalkan kembali padi buhun atau yang disebut ‘Indung Pare’.
“Selain itu juga mempertahankan budaya ‘Misalin’ yang merupakan salah satu cara bersyukur kepada Allah SWT yang telah memberikan nikmat hasil tani kepada masyarakat,” pungkas Dadan. (galuh.id/Arul)