Ciamis, galuh.id – Wakil Bupati Ciamis, Yana D Putra merasa prihatin dengan banyaknya Aparatur Sipil Negara (ASN) di Kabupaten Ciamis yang cerai dengan alasan faktor ekonomi dan gaya hidup.
“Kami merasa sangat prihatin dengan kondisi ini karena akan berpengaruh terhadap kinerja yang tidak optimal dalam melayani masyarakat,” ujar Wakil Bupati Yana D Putra setelah menghadiri kegiatan Haornas di SMK Informatika, Rabu (11/9/2019).
Yana mengatakan dengan meningkatnya perceraian di lapangan, ASN ini akan berdampak terhadap tingkat pendidikan karakter anak di Kabutapten Ciamis, serta akan berpengaruh terhadap mental anak yang menjadi korban perceraian orang tua karena akan merasa minder ketika di lingkungan pendidikan anak.
Kami berharap ASN di Ciamis untuk bisa mengatur keuangan yang baik, hukum perceraian di Islam itu paling unik, halal tapi dibenci sama Allah,” katanya.
Sementara pada pemberitaan sebelumnya, perceraian Aparatur Sipil Negara (ASN) di Pengadilan Agama Ciamis sampai bulan Agustus 2019 meningkat dibandingkan tahun 2018. Hal tersebut disampaikan Drs. Ahmad Sanusi, SH. MH selaku Humas sekaligus Hakim di Pengadilan Negeri Ciamis.
“Benar tahun ini tingkat perceraian ASN di dua wilayah yaitu di Kabupaten Ciamis dan Kabupaten Pangandaran meningkat, kebanyakan kasus perceraian ini alasanya dari gaya hidup yang tidak sesuai dengan kemampuan,” ujarnya kepada Galuh ID, Rabu (28/8/2019).
Ahmad mengatakan pada tahun 2018, data perceraian ASN cerai talak 26 perkara dan cerai gugat 68 perkara, sedangkan di tahun 2019 sampai tanggal 28 Agustus 2019 cerai talak 33 perkara dan cerai gugat 47 perkara.
“Jadi selain tingkat perceraian ASN meningkat, saat ini tingkat gugatan cerai pihak istri paling banyak dibanding pihak suami, hal ini karena faktor dari gaya hidup pihak istri yang tidak sesuai dengan pendapatan suami,” tuturnya.
Menurutnya, kasus perceraian di kalangan ASN ini cukup memprihatina
kan mengingat profesi ASN sudah pasti pendapatannya, sehingga tidak ada alasan masalah ekonomi.
“Saat ini tinggal mengatur pengeluarannya dari hasil pendapatan yang didapatkan dari gaji, jangan lebih tinggi pengeluaran dibanding pendapatan, saat ini kan banyak ASN yang terlilit hutang, yang sisa gaji hanya tinggal 300 ribu dari mana untuk biaya sehari hari? Tahu sendiri ASN kan pendapatannya hanya dari gaji,” paparnya.
Ahmad berpesan kepada semua ASN di seluruh Kabupaten Ciamis dan Kabupaten Pangandaran untuk pintar mengatur uang hasil dari gaji sebaik mungkin.
“Kalau kata pepatah mah agar tidak besar pasak daripada tiang, jadi harus bener-bener mengatur pengeluaran, apabila terlalu banyak hutang nantinya akan berpengaruh juga terhadap kinerja sebagai aparatur negara karena akan terganggu pikirannya dengan beban hidup yang tidak sebanding dengan penghasilannya,” pungkasnya. (galuh.id/Arul)