Ciamis, galuh.id – Colok Gembrung, makanan khas Ciamis yang satu ini wajib dicoba oleh para pemudik yang sedang berada atau sekadar singgah di Ciamis. Kuliner unik berbahan kikil mirip sate ini, sudah ada sejak dulu dan hanya ada di Ciamis. Warga Ciamis biasa menyebutnya colok gembrung karena bentuk kulitnya dipotong kecil-kecil dan ditusuk dengan lidi seperti sate.
Colok gembrung ini memiliki rasa yang khas, karena bumbunya dibuat dengan resep khusus berbahan galendo yang juga merupakan makanan khas Ciamis. Saat dimakan, kikil tipis yang dilumuri bumbu ini terasa empuk. Sensasi manis gurih pun terasa lezat di lidah.
Cara makannya bisa langsung sebagai cemilan. Atau bisa juga dimakan dengan ketupat lebaran bahkan dijadikan lauk nasi juga cocok. Colok Gembrung disukai oleh berbagai kalangan dari anak-anak hingga dewasa.
Kuliner ini bisa didapat dari penjual di beberapa sudut di Pasar Manis Ciamis atau di sekitar Alun-alun Ciamis. Setiap Minggu pagi, penjual Colok Gembrung bisa ditemui di pasar dadakan parkiran sirkuit BMX Ciamis.
Menurut para pedagang makanan khas Ciamis ini, kemungkinan dinamakan colok gembrung karena pertama, kata ‘colok’ merupakan bahasa sunda yang dalam bahasa Indonesia berarti tusuk. Sedangkan ‘gembrung’ artinya bunyi yang keluar dari alat musik berbahan kulit seperti beduk. Ada juga yang mengartikan ‘gembrung’ ini sama dengan ‘gembrong’ artinya berkumpul, itu karena kulit penuh dilumuri bumbu olahan galendo.
Salah seorang perajin Colok Gembrung asal Desa Pasirdatar Kecamatan Baregbeg Ari Herdian, mengaku sudah lima tahun menekuni jualan kudapan ini. Bersama istrinya Nia Kurniasih, Ari meneruskan usaha kakek dan neneknya yang sudah terlebih dulu jualan.
“Memang ini makanan khas Ciamis asli, mungkin di daerah lain juga ada yang mirip tapi beda, saya dulu belajar dari nenek dan sekarang meneruskan usaha ini,” ungkapnya saat ditemui sedang berjualan di parkiran BMX, Minggu (9/6/2019).
Dikatakan Ari, di musim lebaran ini penjualan Colok Gembrung sangat laris. 1500-2500 tusuk yang disediakannya langsung diborong habis. Seperti terlihat di pasar dadakan BMX, 1500 tusuk yang dibawanya dalam waktu hanya sekitar 2 jam sudah habis terjual. Bahkan, banyak pembeli yang kesiangan terpaksa harus gigit jari karena tak kebagian.
“Kalau lagi lebaran gini pembeli banyak dari luar daerah sehingga menjelang siang dagangan Colok Gembrung ini sudah habis,” imbuhnya.
Untuk bisa menikmati kudapan khas ini pembeli cukup merogoh uang Rp 10.000 per bungkusnya.
Harga satu tusuknya Rp 1.000, dibungkus dengan daun pisang menjadi 1 paket berisi 10 tusuk.
“Biasanya pembeli juga meminta tambah bumbunya, karena mungkin khasnya di bumbunya ini terbuat dari galendo yang sudah diolah pake bawang dan bumbu lainnya,” terangnya.
Sementara itu, Nia Kurniasih, Istri Ari, menerangkan pengolahan colok gembrung ini cukup panjang, kulit yang didatangkan dari Garut diolah sehari semalam, lalu dipotong kecil memanjang, baru dimasak dan diberi bumbu, terakhir ditusuk seperti sate menggunakan lidi. Untuk membantu pengolahan bahan colok gembrung Nia kini memiliki 2 karyawan tetap di rumahnya.
“Untuk sekarang memang penjualan laris, cuma untuk bumbu agak sulit, karena banyak pabrik galendo yang libur lebaran,” ungkapnya.
Sementara itu, salah seorang pembeli, Ani (40) mengatakan Colok Gembrung ini sudah menjadi kudapan favoritnya sejak kecil.
“Makan Colok Gembrung ini tak pernah ada bosannya, sejak lama rasanya rasanya tetap sama. Memang rasanya sudah khas, terutama pada bumbunya itu,” pungkasnya. (galuh.id/Yuliana)