Ciamis, galuh.id – Dinas Kebudayaan dan Olahraga (Disbudpora) Kabupaten Ciamis menggelar sosialisasi potensi cagar budaya yang ada di wilayah Kabupaten Ciamis, Kamis (27/6/2019) bertempat di Aula Kantor Disbudpora.
Narasumber yang hadir pada sosialisasi tersebut diantaranya, Dr. Cecep Eka Permana dan Dr. Andri Purnomo, dosen Universitas Indonesia sekaligus peneliti yang mewakili Badan Arkeologi Bandung. Beberapa budayawan Ciamis juga hadir dalam sosialisasi cagar budaya ini.
Kegiatan sosialisasi ini untuk menginformasikan kepada tokoh budayawan Ciamis agar semuanya mengetahui bahwa Ciamis memiliki peninggalan dari zaman pra sejarah,” ujar Dr. Cecep Eka Permana dalam sambutannya di Aula Disbudpora Ciamis, Kamis (27/6/2019).
Dr. Cecep mengatakan, Kabupaten Ciamis satu-satunya di Jawa Barat yang memiliki warisan budaya zaman pra sejarah di Tambaksari. Menurutnya, ini merupakan suatu kebanggaan bagi masyarakat Ciamis yang dikaruniai dengan sejarah zaman purba oleh sang pencipta. Hal ini, kata dia, akan menjadi daya tarik wisata sejarah.
“Fosil yang ditemukan di Tambaksasi Ini menjadi kebanggaan dan karunia dari Allah SWT, di Jawa Barat hanya di Tambaksari yang komplit temuan fosilnya, saat ini baru ditemukan 170 fosil,” paparnya.
Cecep mengaku prihatin dengan jauhnya museum yang ada di Kabupaten Ciamis dari kawasan ditemukannya benda-benda fosil zaman pra sejarah. Selain jauh, kondisi museum tersebut juga dinilai memprihatinkan.
“Mudah-mudahan museum tempat penyimpanan fosil-fosil hasil temuan di Tambaksari bisa segera diperbaharui oleh pemerintah Ciamis, karena museum tersebut bisa menjadi tempat belajar sejarah, pengetahuan dan bisa menjadi tempat rekreasi bagi generasi penerus bangsa , bisa memperkaya pengetahuan sejarah Ciamis,” tuturnya.
Tambaksari memang belum terkenal seperti halnya Sangiran yang sudah sejak lama mengembangkan wisata sejarah fosil zaman purba. Namun, kata Cecep, Tambaksari memiliki potensi sejarah kehidupan zaman purba yang lebih lengkap.
“Diakui memang Tambaksari tidak setenar Sangiran dengan penemuan fosil zaman manusia purba, namun Tambaksari sangat potensial karena memiliki sejarah zaman manusia purba yang lengkap dan masih perlu upaya kerja keras untuk dikembangkan,” tandasnya.
Sementara pada pemberitaan sebelumnya, penelitian terhadap fosil zaman pra sejarah di Tambaksari dilakukan oleh para peneliti dari Universitas Indonesia mewakili Balai Arkeologi Bandung. Kepala Bidang Kebudayaan Drs. Dede Hermawan, MM, Dinas Disbudpora Kabupaten Ciamis, mengapresiasi penelitian tersebut.
Dede berharap dengan adanya penelitian itu, masyarakat akan lebih sadar potensi Kabupaten Ciamis selain, dari sejarah Kerajaan Galuh, ada pula sejarah manusia purba zaman pra sejarah.
“Dengan adanya hal tersebut masyarakat bisa tahu temuan-temuan fosil zaman pra sejarah di Kabupaten Ciamis,” tuturnya.
Ke depannya, kata Dede, Disbudpora Ciamis akan melakukan sosialisasi kepada masyarakat lebih luas dan pihaknya akan berusaha mengajukan untuk merenovasi bangunan museum di Tambaksari yang cukup memprihatinkan.
“Kami berharap apabila menemukan benda fosil laporkan ke Dinas agar nantinya diteliti dulu, lalu akan disimpan di tempat yang aman dan selain itu akan berusaha untuk mengajukan untuk renovasi bangunan museum di Tambaksari yang cukup memprihatinkan” pungkasnya. (galuh.id/Arul)