Kemudian pada usia tersebut, tingkat stress dan frustasi mereka bisa terbilang masih dalam kategori rendah.
“Kami sudah coba mencari tahu alasan kenapa anak-anak melakukan hal itu, ternyata mereka lebih terjebak oleh tren gaya hidup yang mereka dapat informasinya dari sebuah aplikasi medsos,” ujarnya.
FP3 Angkat Bicara, Fenomena Pelajar Sayat Tangan Harus Jadi Perhatian Serius
Meski demikian, kejadian ini sudah seharusnya menjadi perhatian serius, agar yang bersangkutan tidak berkelanjutan melakukan hal yang sama.
Selain itu juga tidak menyebar, sehingga bisa segera antisipasi lebih dini guna mencarikan sebuah solusi.
“Kita harus mencari solusinya dengan gotong royong, budaya gotong royong di dunia pendidikan itu harus kembali hidupkan agar kejadian seperti ini tidak terjadi lagi,” tegasnya.