Hastag Melisa trending di Twitter, salah satu fans BTS atau yang disebut ARMY melakukan tindakan bunuh diri. Penyebabnya diduga karena sang ayah tidak menyukai anaknya yang menggandrungi KPOP.
Cuitan hastag Melisa dan Rest In Peace pun menjadi trending Twitter saat ini. Melisa merupakan penggemar kpop asal Turki yang sangat menggemari BTS. Dia mengagumi salah satu personel BTS yaitu Suga atau Yoongi.
Berdasarkan cuitan Melisa, dia memiliki masalah dengan sang ayah. Selama hidupnya Melisa merasa tertekan, membuatnya nekat melakukan bunuh diri karena tekanan mental yang dialaminya.
Baca Juga: Melisa ARMY Fans BTS, Bunuh Diri Karena Ayahnya
Meski begitu, tindakan Melisa tidak dapat dibenarkan. Keputusannya untuk mengakhiri hidup bukanlah jalan terbaik, apapun alasannya seseorang tak pantas mengakhiri hidup dengan cara seperti itu.
Hastag Melisa Trending di Twitter, Kisah Pilu Army BTS
Hastag Melisa menjadi trending Twitter, dalam cuitan terakhirnya, ia menuliskan, “Aku menarik pelatuknya”. Tepat Sabtu (5/9) lalu media berita Turki menyatakan Melisa gadis 15 tahun meninggal dunia dengan bunuh diri.
Selain itu cuitan Melisa lain pun banyak dikomentari baik oleh sesama ARMY maupun netizen non kpop. Berikut cuitannya di Twitter yang telah diterjemahkan dari bahasa Turki.
“Aku tahu ayah tak akan membunuhku. Tapi dia sering berkata aku harus bunuh diri, aku adalah hal terburuk yang pernah dia miliki. Aku rasa aku harus melakukannya sekarang, aku takut, Yoongi.”
Beberapa ARMY BTS pun berkomentar bahwa Melisa tidak bunuh diri, namun dia dibunuh secara mental oleh sang ayah. Kisah pilu Melisa juga dikomentari netizen non KPOP, banyak yang mendoakan agar Melisa tenang disana.
Beberapa cuitan Twitter pun banyak yang membangun, seperti mereka yang berpesan agar ketika memiliki masalah yang cukup sulit sebaiknya mencari teman. Karena jika masalah besar ditanggung sendiri akan sangat berat, sehingga dengan mencari teman di sekitar dapat membantu meringankan tekanan yang didapat.
Ayah Melisa Tak Suka Anaknya Gemari Kpop
Ayah Melisa tak suka anaknya menggemari Kpop, dia selalu memarahi sang anak dan menganggapnya tak berguna. Menurut kabar sang ayah juga menyuruh Melisa untuk melakukan bunuh diri dan memberikan tali.
Sepertinya ayah Melisa menganggap bahwa menggemari Kpop merupakan hal yang tidak berguna, dia pun sering mengumpat tentang kegemaran anaknya terhadap BTS dan Kpop.
Selain itu ayah Melisa juga mengancam akan merobek poster BTS yang dipasang di kamarnya. Akhirnya Melisa menurunkan poster-poster tersebut dan menyimpannya, agar tidak dirusak oleh sang ayah.
Sikap ayah Melisa yang terlalu keras membuat netizen juga semakin geram. Orang tua tak sepantasnya bersikap seperti itu kepada anak.
Bermula dari Keluarga yang Berantakan
Lingkungan keluarga haruslah selalu dijaga dengan hangat, lingkungan keluarga yang mengerikan dapat merusak mental orang serumah lainnya. Dari peristiwa ini dapat diambil pelajaran agar orang tua harus bisa menjadi orang paling bisa mendengar keluh kesah sang anak.
Keluarga berantakan memang selalu menjadi masalah umum pada gangguan mental seseorang. Apalagi untuk seorang anak yang mentalnya belum terbangun, sehingga terlalu keras pada anak bukanlah cara yang baik dalam mendidik.
Seburuk apapun, Melisa adalah anaknya. Seorang ayah tak memiliki hak untuk menghakimi anaknya, hal yang harus dilakukan orang tua adalah mendidik. Pelajaran penting pun tertuang dalam kisah pilu ini.
Orang tua tetap bisa mendidik anak tanpa membuatnya trauma. Menurut beberapa ahli psikolog, cara mendidik anak tidak perlu menggunakan kekerasan. Ketika anak meminta sesuatu dan tidak ingin dibelikan maka bisa memberitahunya dengan alasan yang spesifik.
Seperti anak yang ingin membeli mainan, orang tua bisa menjawab bahwa dirumah mainannya sudah banyak. Anak tidak boleh terlalu dimanja agar dia bisa mandiri dan berpikir dengan baik.
Hastag Melisa trending di Twitter merupakan kisah yang perlu diantisipasi para orang tua, agar tidak ada lagi kejadian serupa yang terulang untuk kedua kalinya. Sekali lagi jika Anda merasa beban yang dihadapi terlalu berat, segera temui seseorang untuk bicara. (GaluhID/Elsa)