Menurut Rahmat didampingi Staf pengawas PPK irigasi Pawit Hermanto, titik kerusakan sudah tandai dengan tulisan perbaikan pada saat monitoring konsultan supervisi dan pengawas dari BBWS.
“kondisi yang rusak sudah beri tanda untuk segera perbaiki. Konsultan supervisi pihak BBWS yang buat tulisan itu. Sebetulnya dari kita ingin secepatnya. Namun ada kendala terkait buka tutup air,” ujarnya.
Ia menjelaskan, kerusakan terjadi akibat dorongan air dari gunung. Pada saat hujan, air menabrak ke dinding yang mengakibatkan diding menjadi jebol.
“Untuk speknya sebetulnya sudah sesuai dengan spek. Cuma kita gak tau tiba-tiba ada air yang masuk besar, jadinya hampir ambruk. Titiknya ada di BRO 8 sampai 10 trus di BPM,” katanya.
Pihak BBWS Citanduy sudah mengetahui kerusakan sejak Desember lalu pada saat monitoring. Kemungkinan kerusakan terjadi karena terkikis air.
“Yang sekarang terjadi kita monitoring lagi, terakhir pengecekan Desember ada 5 titik,” kata Rahmat.
Ia melanjutkan, pihak BBWS Citanduy akan segera memperbaiki kerusakan yang ada. Namun pihaknya akan menunggu sampai waktu perbaikan bisa terlaksana.
“Perbaikan kemungkinan nunggu panen selesai. Apalagi terkait dengan BRO. Bukan hanya pertanian, tapi perikanan juga. Kalau memang sekarang bisa, kita mau lakukan sekarang,” ucapnya.