“Pesantren kan ada Kobong, nah orang tua siswa bikin grup WA. Di situ ada kabar ada kegiatan pramuka, terus ada yang tenggelam. Karena tidak tahu persis kejadiannya. Lalu saya ke sana ke sekolah/pesantren,” kata Asep.
Di Pesantren, lanjut Asep, Adit tidak ada. Asep kemudian mendapat kabar bahwa Adit termasuk korban hilang pada kegiatan susur sungai Cileueur. Setelah mendapat kabar itu, ia lantas pergi ke RSUD Ciamis.
“Selang setengah jam sekitar pukul 19.30 WIB, ada petugas yang bawa jenazah, dan waktu dilihat adalah jenazah Adit anak dari kakak saya,” jelasnya.
Kegiatan Susur Sungai Cileueur Ciamis Tak ada Pemberitahuan Pada Keluarga Korban
Dia menyebut, kegiatan susur sungai dalam rangka Kepanduan Pramuka yang dilaksanakan oleh sekolah tidak ada pemberitahuan kepada pihak orang tua.
“Tidak ada pemberitahuan kepada orang tua. Harusnya kalau ada kegiatan yang berisiko, pihak sekolah ada pemberitahuan terlebih dahulu untuk meminta izin kepada orang tuanya,” ucapnya.
Jenazah Adit dikebumikan pada Sabtu (16/10/2021) pagi.
Sebelumnya sebanyak 150 siswa MTs Harapan Baru Cijantung Cijeungjing Ciamis mengikuti kegiatan susur sungai di sungai Cileueur, Leuwi Ili Dusun Wetan, Desa Utama, Kecamatan Cijeungjing, Jumat (15/10/2021).
Saat mengikuti kegiatan itu terjadi peristiwa tragis yakni 11 siswa tewas tenggelam.
Berikut Identitas Para Korban Meninggal Berdasarkan Data Tagana Ciamis.
- Aldo (13), warga Cingambul, Majalengka
- Fatah (12) warga Senen, Jakarta Pusat
- Candra Rizki (12), warga Karang, Ciamis
- Alfian (13), warga Dayeuh Luhur, Cilacap
- Khansa (13), warga Cikoneng, Ciamis
- Dea Rizki (13), warga Sukasari, Majalengka
- Fajri (12), warga Bantarkalong, Brebes
- Kafka (12), warga Cikumpa, Depok
- Fahrurozi (12), warga Cigugur, Kuningan
- Aditya (12), warga Banjarsari, Ciamis
- Siti Zahra (12), warga Sukmajaya, Depok. (GaluhID/Uus)
