Korban pun harus mengandalkan kursi roda dalam kehidupan sehari-harinya.
“Tersangka memiliki sifat yang mudah marah dan sering berperilaku kasar terhadap anaknya, yang kemudian mengakibatkan kematian anak tersebut,” ujar Suhardi, Senin (4/12/2023).
“Kami telah melakukan pemeriksaan jenazah korban secara menyeluruh,” sambungnya.
Setelah melakukan pemeriksaan, ada temuan cedera pada tubuh jenazah korban.
Menurut Suhardi, salah satu dari cedera yang berpotensi fatal adalah cedera yang merusak organ penting, yang dapat mengakibatkan kematian.
Kasat Reskrim Polres Tasikmalaya, Iptu Ridwan Budiarta mengatakan bahwa pelaku melakukan penganiayaan karena kesal dengan sikap korban.
Kasus Kematian Anak Berkebutuhan Khusus di Tasikmalaya, Pelaku Aniaya Korban
Iptu Ridwan menuturkan, pelaku kesal lantaran anak mereka sering menangis saat makan atau akan mandi.
“Saat melakukan penganiayaan, tersangka menggunakan berbagai alat seperti gayung, sapu, dan sendok,” ujarnya.
Menurut Ridwan, korban sering menangis ketika makan atau mandi karena kerap mendapatkan perlakuan kekerasan dari tersangka.