Kamis, Maret 28, 2024

Keta’atan Seorang Ayah dan Anak

Baca Juga
- Advertisement -

Opini, galuh.id – Puisi keta’atan seorang ayah kepada anak nya “…Hai anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu…”.

“…Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu, insya Allah, engkau akan mendapatkan diriku termasuk orang-orang yang sabar”.

Demikian adalah potongan percakapan antara seorang ayah dengan putranya yang Allah abadikan dalam al-Qur’an. Ayah dan putra yang dimaksud tidak lain adalah nabi Ibrahim a.s serta Isma’il a.s.

- Advertisement -

Nabi yang diberikan gelar khalilullah ini diutus oleh Allah SWT untuk berdakwah kepada manusia agar mereka terlepas dari jerat kesesatan dalam hidupnya.

Pada waktu itu seluruh manusia di muka bumi ini dalam keadaan kafir kepada Allah, kecuali Nabi Ibrahim, istri dan juga keponakannya yang bernama Nabi Luth a.s.

Allah SWT telah menganugrahkan kepada Nabi Ibrahim berupa hidayah yang dengan hidayah itu ia mampu melihat pelbagai kesesatan yang dilakukan oleh manusia di sekelilingnya, termasuk ayahnya sendiri.

Dakwah Nabi Ibrahim yang Pertama

Tercatat bahwa dakwah Nabi Ibrahim yang pertama adalah dakwah kepada ayahnya. Ayahnya adalah seorang penyembah berhala, bahkan pembuat berhala untuk disembah oleh manusia.

“Wahai bapakku, sesungguhnya telah datang kepadaku sebagian ilmu pengetahuan yang tidak datang kepadamu, maka ikutilah aku, niscaya aku akan menunjukkan kepadamu jalan yang lurus”. ajak Ibrahim kepada sang ayah.

Nabi Ibrahim mempunyai istri yang bernama Sarah, tetapi dalam kurun waktu pernikahan yang cukup lama, mereka tidak kunjungan diberikan keturunan oleh Allah SWT.

Hingga akhirnya dalam satu waktu Sarah berkata kepada suaminya. “Allah tidak menginginkan aku melahirkan anak, karenanya menikahlah dengan budakku ini, mudah-mudahan Allah akan menganugrahkan anak kepadamu melalui dirinya”.

Dari pernikahannya dengan Hajar, maka lahirlah bayi mungil yang diberi nama Isma’il. Dan tidak lama setelah itu, Allah kemudian memberikan kabar gembira kepada Ibrahim dengan kelahiran Ishaq dari Sarah.

Setelah usia Nabi Isma’il cukup dewasa, ada satu peristiwa unik yang terjadi diantara Ibrahim dan putranya Isma’il. Yaitu peristiwa penyembelihan atas perintah Allah SWT.

Terjadilah dialog yang cukup hangat terjalin di antara keduanya. Nabi Ibrahim dengan sabar mengutarakan pesan yang telah diterimanya lewat mimpi, Isma’il pun dengan sabar menerima pesan tersebut.

“…Hai anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu…”, tanya sang ayah dengan sabar.

“…Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu, insya Allah, engkau akan mendapatkan diriku termasuk orang-orang yang sabar”, jawab sang anak.

Kemudian ketika keduanya telah berserah diri atas ketetapan dari Allah tersebut, maka nyatalah kesabaran dari keduanya. Kemudian Allah berfirman, “..Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu…”.

Kemudian Allah menjelaskan kepada Nabi Ibrahim bahwasanya yang demikian itu tidak lain adalah untuk menguji Nabi Ibrahim dan putranya. “Sesungguhnya yang demikian ini benar-benar suatu ujian yang nyata”, tegas Allah.

Berkat Kesabaran dan Ketaatan

Berkat kesabaran dan ketaatan dari mereka, kemudian Allah mengganti Isma’il yang hendak disembelih itu dengan seekor sembelihan yang besar. Sebagai ganti yang membuat hati mereka senang dan gembira. (GaluhID/Iman)

- Advertisement -

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -
 
 
Berita Terbaru

Kualifikasi Piala Dunia 2026: Filipina Optimis Kalahkan Timnas Indonesia di Kandang

Berita Olahraga, Galuh.id - Filipina optimis kalahkan Timnas Indonesia di Kandang dalam pertandingan Kualifikasi Piala Dunia 2026 mendatang. Pelatih Tim...

Artikel Terkait