Ciamis, galuh.id – Kuliner di Ciamis ini hadir sejak Gunung Galunggung meletus pada awal tahun 1980-an. Konon Gunung Galunggung saat itu terus menerus mengeluarkan material dari dalam perut bumi selama lebih dari sembilan bulan, tepatnya mulai 5 April 1982 dan baru benar-benar berhenti pada 8 Januari 1983.
Nama kuliner Ciamis yang hadir sejak Gunung Galunggung meletus ini pun unik, yakni Kupat Tahu Pudunan dan Baso Tanjakan. Lokasinya ada di Jalan RE Martadinata, Kelurahan Maleber, Kecamatan Ciamis, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat.
Budi (31) pengelola Kupat Tahu Pudunan mengatakan, usaha kulinernya tersebut merupakan warisan dari keluarga.
“Kuliner kupat tahu ini merupakan warisan, dan saya saja merupakan penerus ke-4. Awal berdirinya ketika Gunung Galunggung meletus,” katanya.
Budi menjelaskan, pemberian nama Kupat Tahu Pudunan karena posisi lokasi usaha kulinernya ada tepat pada pudunan simpang Kanis.
“Kalau dari arah Ciamis-Kawali posisinya tepat pada pudunan jalan RE martadinata, makanya dikasih nama Kupat Tahu Pudunan,” jelasnya.
Sementara, Ismu (21) pemilik kuliner Baso Tanjakan menambahkan, usaha kulinernya sudah ada sejak tahun 1981. Ismu sengaja memberi nama usahanya dengan Bakso Tanjakan terinspirasi dari lokasinya yang berada di tanjakan.
“Waktu itu, berpikirnya mungkin melihat dari arah Kawali-Ciamis tepatnya sebelah kanan jalan RE Martadinata posisinya tepat pada tanjakan, yah dikasih aja nama Baso Tanjakan. Terus supaya pas ada yang lewat di tanjakn jalan RE Martadinata Inget juga ke Baso Tanjakannya,” tambahnya. (Galuh.id/Dede)