Berita Ciamis, galuh.id – Orang tua siswa di Ciamis sangat berharap sekolah segera dibuka, belajar daring dianggap “menyiksa” sebagian orang tua.
Siswa di Ciamis belajar secara online atau Daring (dalam jaringan. Kenyataannya belajar daring dirasakan sangat menyiksa bagi sebagian orang tua.
Pasalnya tidak seluruh orang tua siswa mampu memiliki smartphone ataupun membeli kuota. Selain itu banyak orang tua yang tidak memiliki waktu yang cukup untuk terus mendampingi anaknya belajar.
Orang Tua Siswa di Ciamis Curhat
Seperti yang disampaikan oleh orang tua siswa di Ciamis, Siti Fauziah (32) seorang buruh salah satu pabrik di Ciamis.
Siti menuturkan proses belajar daring tidak efektif, terutama untuk orang tua yang bekerja dengan sisten shift seperti dirinya.
Baca Juga: Siswa di Ciamis Ingin Segera Belajar di Sekolah
“Saya buruh, orang tua tidak stanby terus 24 jam, harus kerja dan harus mengawasi anak, berangkat jam 7 pagi,” jelasnya, Rabu (22/7/2020).
Siti mengungkapkan dirinya pulang kerja pukul 16.00 WIB, dan baru bisa mendampingi anak belajar pada malam harinya.
Selain itu menurut Siti, banyaknya hal yang dipikirkan orang tua membuat pendampingan pada anak saat belajar menjadi tidak fokus.
Meskipun Terbatas, KBM Tatap Muka Mengobati Rasa Rindu Siswa
Sementara itu, Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) saat ini dilakukan di luar sekolah, dengan pembagian kelompok dan waktunya sangat dibatasi.
KBM saat ini dilakukan di luar sekolah, sesuai dengan kesepakatan dengan jumlah siswa setiap pertemuan dibatasi dengan dibagi kelompok.
Adanya KBM tatap muka tersebut sedikit mengobati rasa rindu siswa untuk sekolah, meskipun sebagian besar KBM dilakukan melalui daring.
Daring menyiksa sebagian orang tua dirasakan juga oleh Sumarni (32), karena menurutnya orang tua harus menjadi guru.
“Kita harus stanby, dan kita juga harus menjadi guru, sedangkan cara penyampaian guru dan kita jelas berbeda,” keluh Sumarni.
Menurut Sumarni dengan adanya KBM tatap muka dengan siswa dan waktu yang terbatas serta tempatnya di luar bisa mengobati rasa rindu para siswa.
Mengobati rasa rindu siswa pada suasana sekolah, meskipun ilmu yang terserap sangat terbatas karena konsenterasi siswa tidak fokus.
“Untuk pembelajaran kurang efektif, karena namanya belajar di luar ada orang lewat ada yang lain anak-anak tidak fokus,” jelas Sumarni.
Sumarni yang memiliki anak yang duduk di kelas 4 Sekolah Dasar mengaku cukup senang dengan adanya KBM tatap muka langsung.
Meskipun dengan waktu yang singkat, dan sebagian kegiatan belajar masih dengan cara daring, Sumarni berharap kondisi kembali normal.
“Harapannya anak-anak kembali ke sekolah, karena kami juga kurang paham dengan materi yang diberikan, meskipun sudah ada materinya,” harap Sumarni.
Daring dianggap menyiksa sebagian orang tua karena orang tua dituntut stanby dan juga paham materi layaknya guru yang memiliki kemampuan khusus. (GaluhID/Ardiansyah)