Kegiatan tersebut menghadirkan para tokoh pesantren, intelektual muslim, dan budayawan muslim.
Untuk bersama-sama mengkaji keislaman dalam kaitannya dengan konteks budaya lokal, sembari menikmati berbagai pertunjukan seni.
“Pemandangan unik terlihat dalam kegiatan Ngaji Budaya tahun ini. Dalam pelaksanaanya, dimeriahkan juga oleh penampilan musik kolaborasi lintas-agama,” ujar Ma’mun.
“Antara Angklung Silih Asih dari Gereja Katolik Santo Filipus Banjar dengan Gamelan Kontemporer Ki Pamanah Rasa dari Sakola Motekar, yang notabene semuanya beragama islam,” sambungnya.
Seni Budaya Angklung dan Gamelan Kembangkan Solidaritas Lintas Agama
Pastur Gereja Katolik St.Filipus Banjar, Romo Gatot, menambahkan bahwa musik kolaborasi itu menyajikan berbagai lagu daerah dan nasional secara medley.
Dengan semangat Sukacita Hidup Berbangsa. Mereka membawa pesan yang sangat menginspirasi.
“Perbedaan adalah kekayaan Indonesia, jika hidup dalam persaudaraan akan membawa sukacita dan kemajuan bangsa. Kolaborasi angklung dan gamelan ini salah satu bukti kecil namun nyata,” tuturnya.
Kolaborasi Gamelan Ki Pamanah Rasa dan Grup Angklung dari Gereja St. Yohannes Ciamis tidak hanya memukau penonton dengan keindahan seni dan kekayaan budaya.