Biasanya panen normal jagung di lahan seluas 100 bata itu sekitar 8 kuintal. “Namun sekarang separuh juga enggak. Karena sudah habis duluan diserbu monyet dan kawanan babi hutan,” ujar Ratam.
Ratam menuturkan, lahan tersebut sebagian milik lahan Perhutani dan juga milik warga. Sebagiannya milik eks PT Latex Gunung Bitung.
Namun warga memanfaatkan lahan itu untuk bercocok tanam jagung serta ubi-ubian.
Hingga saat ini warga memilih mengalah dan membiarkan monyet menjarah jagung. Karena jika memburunya takut menyalahi aturan dan malah disalahkan.
Ratam berharap, pihak terkait bisa segera turun tangan untuk mencarikan solusinya agar kawanan monyet dan babi hutan tidak terus merusak lahan petani jagung. (GaluhID/Tony)
Editor : Evi