“Karena saya yakin ada 1.000 patung Firaun di BWP, tidak akan sedikit pun goyahkan iman warga kota Banjar,” tegasnya.
Namun jika konsepan BWP saat ini lengkap dengan wisata sejarah untuk mengedukasi, lengkapi saja patung-patung lainnya yang memiliki nilai historis.
“Jika tujuannya untuk edukasi, lengkapi saja patung lainnya yang memiliki nilai historis. Agar bisa bermanfaat untuk menambah khasanah keilmuan sejarah bagi warga Banjar,” tuturnya.
Secara Estetika, Sah Saja Patung Firaun Jadi Ikon Wisata
Terpisah, Ki Demang tokoh budayawan Kota Banjar, menyebutkan bahwa dari pandangan estetika pun sah-sah saja apabila patung Firaun jadi ikon wisata.
“Sah saja. Tapi lebih bagusnya mengangkat budaya lokal, karena di tanah sunda itu banyak ikon yang lebih layak,” ucapnya.
Adapun budaya lokal atau ikon yang Ki Demang maksud, antara lain seperti Harimau atau yang sering mendapatkan sebutan Maung Bodas oleh masyarakat sunda.
“Kemudian Buaya Putih atau patung Simbah Dalem Singaperbangsa, dan banyak lainnya,” ujarnya.