Unigal, galuh.id – FKIP Vaganza yang diadakan oleh 7 Program Studi FKIP Universitas Galuh (Unigal) bertujuan memperkenalkan berbagai jurusan yang ada di Unigal kepada para siswa SMA dan SMK. Acara yang diselenggarakan untuk menarik minat para pelajar SMA dan SMK untuk melanjutkan kuliah di Unigal ini akan berlangsung sampai tanggal 25 Januari 2019. Salah satu Program Studi (Prodi) yang menarik perhatian adalah Prodi Pendidikan Sejarah.
Dibandingkan jurusan keguruan lainnya, Prodi Pendidikan Sejarah mungkin kurang populer di kalangan para pelajar sekolah menengah. Galuh ID mengunjungi stand Prodi Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Galuh untuk mengetahui lebih jauh tentang program studi yang satu ini.
Keberadaan Prodi Sejarah di Universitas Galuh berhubungan erat dengan Ciamis sebagai pusat kerajaan Galuh di masa lalu. Hal ini diakui ketua jurusan Prodi Sejarah, Sri Fajriah, S.Ag, S.Pd, M.Pd yang mengatakan bahwa latar belakang kabupaten Ciamis sebagai pusat Kerajaan Galuh di masa lalu merupakan sebuah potensi yang bisa jadi bahan penelitian para akademisi.
Sayangnya, di stand Prodi Pendidikan Sejarah tidak terlihat benda-benda purbakala dari masa-masa Kerajaan Galuh. Menurut Sri, hal ini karena benda-benda tersebut tidak bisa dikeluarkan dari museum Universitas Galuh.
“Yang di sini masih umum, tidak terpaku ke Kerajaan Galuhnya, karena itu ada di Museum, tidak bisa dikeluarkan,” kata Sri.
Tetapi, kami menemukan replika benda-benda peninggalan sejarah dan foto-foto Situs dan Candi. Selain itu, yang menarik beberapa video yang berhubungan dengan Ciamis juga diputar di Stand Prodi Pendidikan Sejarah, salah satunya video tentang Situs Astana Gede Kawali, Cagar Budaya Karangkamulyan, termasuk juga kisah Perang Bubat yang melibatkan Kerajaan Pajajaran sebagai kerajaan yang identik dengan suku sunda melawan Kerajaan Majapahit dari Jawa.
Menurut Sri, Prodi Pendidikan Sejarah bertujuan menghasilkan pendidik Sejarah, tetapi sebelum menjadi pendidik ada capaian pembelajaran yang harus ditempuh oleh mahasiswa untuk meningkatkan SDM mereka.
“Kompetisi keterampilan yang harus dimiliki oleh setiap lulusan Prodi Sejarah, khususnya ada pada kepariwisaataan, nah itu salah satu tujuan Prodi Sejarah ingin mengembangkan SDM agar bisa menjadi pelaku wisata, jadi pendidik juga aktif, selain itu ke depannya akan memberikan workshop tentang pendidikan kepariwisataan dan pendidikan pemandu wisata,” kata Sri.
(Arul/K. Putu Latief)