Pameran budaya Mesir ini lanjutnya, sudah dilaksanakan di beberapa kota yang ada di Indonesia.
Sehingga pihaknya mendapatkan ide untuk mengembangkan Museum The Mummy di Kota Banjar sebagai wahana edukasi.
Pemilihan dekorasi Sphinx dan Abu Simble di depan museum merupakan properti pendukung.
Properti yang menceritakan sejarah Nabi Musa dan Firaun yang memiliki korelasi dengan konten di dalamnya.
“Dengan begitu, harapannya masyarakat dapat lebih mudah mengingat Sphinx yang sudah ada sejak zaman Nabi Yusuf dan tidak dihancurkan,” ucapnya.
DPRD Banjar Menyayangkan Program BWP Tanpa Koordinasi
Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Kota Banjar Jojo Juarno, menyayangkan program yang diangkat di BWP ini tanpa ada koordinasi dengan wakil rakyat.
“Harapan saya kalau ingin melaksanakan jejak pendapat umum, paling tidak vendor harus hadir. Agar persoalan dan polemik yang terjadi di masyarakat lebih jelas,” katanya.
Pihaknya sebagai penyelenggara pemerintah, mengatakan bahwa hal ini harus sikapi dengan serius.
Karena meski salah, tujuannya adalah untuk mendongkrak Banjar Water Park.
“Tapi harus sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan jangan sampai menimbulkan masalah seperti sekarang,” ucapnya.