Info Liga 2, galuh.id – Operator Liga 2 Indonesia 2019 mengubah regulasi babak 8 besar Liga 2 pertandingan dari sistem home-away menjadi single match atau home tournament.
Hal ini sudah resmi dinyatakan dalam Manager Meeting babak delapan besar Liga 2 Indonesia 2019 di Kantor PT. Liga Indonesia Baru (LIB) Jakarta Selatan, Rabu (23/10/2019) sore.
Delapan peserta menghadiri Manager meeting ini diantaranya, Persita Tangerang, Persiraja Banda Aceh, Sriwijaya FC, PSMS Medan, Persik Kediri, Persewar Waropen, Mitra Kukar FC dan Martapura FC.
Hanya dua tim yang sepakat bermain home-away sesuai regulasi semula yakni Persiraja Banda Aceh dan Persewar Waropen. Sisanya sepakat mengikuti regulasi PT. Liga Indonesia Baru.
Untuk venue pertandingan akan dilaksanakan di dua kota. Sidoarjo dan Palembang dipercaya untuk melangsungkan pertandingan dibabak delapan besar tersebut. Nantinya setiap grup akan diisi oleh empat tim.
Keputusan ini menuai reaksi dari Rahmat Djailani selaku Sekretaris Persiraja Banda Aceh.
Dirinya yang hadir langsung mengikuti Manager Meeting mengaku sangat kecewa dan mengecam keputusan PT LIB menggelar home tournament.
Menurut Rahmat, alasan yang diberikan oleh PT LIB selaku operator kompetisi untuk menetapkan home turnamen, sangat tidak relevan.
“Alasannya karena agenda politik nasional, padahal agenda politik nasional sudah selesai. Keputusan tiba-tiba seperti ini sama dengan LIB ingin membunuh klub dan mematikan semangat sepak bola pada suporter,” ucap Rahmat Djailani yang dilansir dari media officer Persiraja ID.
Tak hanya Rahmat, Petinggi Persiraja pun angkat bicara mengenai hal ini. Mengetahui hasil manager meeting seperti itu, Nazaruddin Dek Gam juga ikut berang dengan keputusan semena-mena yang dinilainya mementingkan kepentingan tim tertentu.
“Ini adalah hasil manager meeting yang tidak adil bagi Persiraja dan tidak fair. Persiraja sangat dirugikan dengan keputusan seperti ini. Karena kita sudah mempersiapkan tim dengan baik dan masyarakat Aceh saat ini sedang begitu antusias menanti pertandingan 8 besar di kandang Persiraja, di Aceh,” ujarnya.
Menurutnya, diubahnya regulasi babak 8 besar jadi home turnamen, juga akan membuat masyarakat pendukung fanatik Persiraja di Aceh kecewa, tidak bisa mendukung langsung Persiraja berlaga. (GaluhID/AR7)